PROPOSAL MINI
“KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI
SEMEN “
TAHUN 2012
S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TINGKAT lll
DISUSUN OLEH:
KHOIRUL ANISA
PRODI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami serahkan kepada Allah Swt yang telah
mengutus Rasul – rasul Nya, karena berkat rahmat dari-NYA saya dapat
menyelesaikan proposal mini dengan judul “KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI SEMEN” dengan baik. Proposal Mini ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang yang saya sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Saya mengucapkan
terima kasih kepada Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu dan
membimbing saya dalam mata kuliah
Metodologi Penelitian 1 .
Akhirnya saya
menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, karena itu tanggapan dan
bimbingan dari Ibu khususnya, dari para pembaca umunya sangat saya harapkan
demi kesempurnaan tulisan ini di masa yang akan datang. Atas semua tanggapan dan
bimingan yang ikhlas terlebih dahulu saya ucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Kata Pengantar
.…………………………………………………………………………...…..i
Daftar
Isi ...……………………………………………………………................................... ii
Bab I Pendahuluan
A.
Latar
Belakang ……………………………………………………………….. 1
B.
Rumusan
Masalah ……...……………………………………………………...2
C.
Tujuan
...…………………………………………………................................ 2
D.
Manfaat
…………………………………………………………………. ……3
Bab II Tinjauan
Pustaka
A. Pengertian Kesehatan Kerja ………………………………………….…………… 4
B. Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja…….…………...................................7
C. Contoh
Sistem Manajemen K3 yang digunakan di beberapa Perusahaan CS……... 8
D. Pencegahan dan Kontrol resiko …….. .…………………………………………… 9
Bab III Metode
Penelitian
A.
Jenis Dan Desain Penelitian………………………………………………………11
B.
Populasi
Sampel dan Sampling………..…………………………………………..11
BAB IV Penutup
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………….13
B.
Saran……………………………………………………………………………...13
Daftar
Pustaka ………………………………………………………………………….. …...14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan-perusahaan
telah berkomitment penuh untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja dalam perusahaan mereka dan telah mencapai peningkatan
yang berarti. Menyadari kenyataan ini, beberapa perusahaan
semen memprakarsai Cement Sustainability
Initiative (CSI) sebagai program yang disponsori oleh anggota dari World Business Council for Sustainable Development (
WBCSD) dimana saat ini, 16 (enam belas)
perusahaan semen secara bersama-sama yang mewakili lebih dari separuh industri kelas dunia di luar China, mensponsori
inisiatif ini.
Di mulai pada akhir
tahun 1999, Lembaga ini melaksanakan
(1) Riset yang bersifat
independen terhadap kinerja industri dan issue penting bagi kesinambungan yang dihadapi.
(2) Seri dialog yang
mendapat fasilitas dari para Stakeholder di 7 kota (Kairo, Kuritiba, `Bangkok, Lisbon, Brussels, Washington DC
dan Beijing).
(3) Serirekomendasi independen untuk
meningkatkan kinerja.
(4) Agenda industri dari tindakan-tindakan
yang terkait dengan isu-isu yang timbul
( Substudy laporan CSI) .
Menjamin kondisi
kesehatan dan keselamatan kerja untuk karyawan dan kontraktor
merupakan
dasar dari tanggung jawab sosial korporasi dan merupakan salah satu dari
isu penting di industri
semen. Anggota CSI menyadari perlunya diberikan lebih
banyak perhatian pada
area ini di seluruh industri dan komitmen untuk memainkan
peran utama dalam
prosesnya.
Sebagai latar belakang
kutipan-kutipan berikut ini mengihtisarkan temuan CSI
sebelumnya dalam hal
keselamatan & kesehatan kerja ( Agenda Tindakan, 2004 ).
1
Prioritas terpenting bagi perusahaan semen yang berhubungan dengan
kesehatan karyawan adalah jaminan kesehatan & keselamatan kerja, baik untuk
pekerja maupun tenaga kontraktor. Industri semen belum semaju industri
manufaktur berat lainnya dalam hal implementasi sistem K3, di masa mendatang
Perusahaan semen perlu memikirkan desain area dan peralatan kerja yang aman dan
inheren guna meminimalkan potensi kecelakaan. Sebagai tambahan, konsiten dengan
prinsip pengembangan yang berkelanjutan, diketahui ada sejumlah isu lain
mengenai kesehatan pekerja yang dapat dibantu oleh pihak Perusahaan, seperti
pelatihan, pengembangan karir, peningkatan professional, penghargaan terhadap
hak pekerja, kebebasan berkomunikasi dan berasosiasi, keseimbangan antara
komitmen kerja dan kehidupan pribadi/keluarga, peningkatan dari perbedaan,
larangan diskriminasi dan pelecehan. Langkah-langkah di atas akan memberi kontribusi
pada produktifitas karyawan dan kesadaran kesehatan, juga loyalitas dan
kebanggaan (yang dapat disimpulkan dari
kesehatan karyawan; July, 2002 ).
B. Rumusan Masalah
Apa itu Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Pada Industri Semen beserta contohnya. Mahasiswa dituntut
mengerti apa yang diperlukan dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Industri Semen perencanaan
suatu sumber daya baik itu sumber daya manusia/sumber daya perusahaan.
Tahapan
dalam proses perencanaan K3 dimulai dari arah strategi perusahaan. Arah
strategi perusahaan akan memberikan acuan mengenai profil dan kebutuhan pegawai
yang perlu dipenuhi. Dengan demikian, diharapkan akan muncul adanya koneksi antara
strategi K3 di masa depan dengan strategi pengembangan K3 yang akan dijalankan.
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti
dalam mata kuliah METODOLOGI PENELITIAN 1 dan dapat memberikan pengetahuan
kepada kita sebagai pembaca serta mempelajari sebagai masalah yang kita bahas
dalam metodologi penelitian 1.
2
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tentang k3 di industri semen.
b. Untuk mengetahuh gambaran tentang manajemen K3 di industri semen.
c. Untuk mengetahui kebijakan K3 di industri semen.
D.
Manfaat
1. Merupakan salah satu usaha untuk memperdalam
ilmu Metodologi Penelitian 1.
2. Sebagai
bahan masukan bagi penulis lainya yang melakukan penelitian dengan mengankat makalah yang sama.
3. Dapat di jadikan sebagai bahan masukan bagi
industri dalam memberikan pelayanan K3 kepada kariyawan industri semen.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
a.KesehatanKerja
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin( ITB, 13 januari 2009 ).
Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni :
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi, dan
4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
“pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila dikelola dengan baik. Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya”.
a.KesehatanKerja
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin( ITB, 13 januari 2009 ).
Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni :
1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.
3. pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi, dan
4. genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.
“pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila dikelola dengan baik. Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya”.
4
Kesehatan
kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang
bertujuan agar pekerja/ masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau
kuratif terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.
Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (Suma’mur, 2004).
b.KeselamatanKerja
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.
Pengertian Hampir Celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden (incident), ada juga yang menyebutkan dengan istilah “near-miss” atau “near-accident”, adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses ( ITB, 13 januari 2009 ).
Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (Suma’mur, 2004).
b.KeselamatanKerja
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.
Pengertian Hampir Celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden (incident), ada juga yang menyebutkan dengan istilah “near-miss” atau “near-accident”, adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses ( ITB, 13 januari 2009 ).
c. Pengertian Industri
Industri
adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah
jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
5
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan
atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri
tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa ( Submitted by godam,
2006 ).
d.Pengertian
Semen
Semen adalah salah
satu substansi yang paling banyak digunakan di bumi, membuat
semen merupakan proses enerji dan
intensif dalam sumber daya yang membawa
akibat terhadap lingkungan lokal
maupun global serta akibat bagi keselamatan &
kesehatan ( Ringkasan
laporan CSI tahun 2002 ).
e. Faktor Risiko di Tempat Kerja
Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, seperti disebutkan diatas, dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya.
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.
Berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan kerja, seperti disebutkan diatas, dalam melakukan pekerjaan perlu dipertimbangkan berbagai potensi bahaya serta resiko yang bisa terjadi akibat sistem kerja atau cara kerja, penggunaan mesin, alat dan bahan serta lingkungan disamping faktor manusianya.
Istilah hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi. Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik.
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat
dipengaruhi oleh:
1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan
2. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3. lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial ( ITB, 13 januari 2009 ).
1. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan
2. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
3. lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek psikososial ( ITB, 13 januari 2009 ).
6
A.
Manajemen Kesehatan & Keselamatan
Dalam Agenda tindakan,
TF3 saat ini telah membuat draft study kompilasi mengenai praktek-praktek yang
baik/percontohan dalam bidang K3 di industri semen. Dokumen ini menggariskan
bagaimana Manajemen K3 dapat dan seharusnya dicapai tanpa menjadi beban
berlebihan, dokumen ini memberikan panduan praktis mengenai praktek yang baik
dari prosedur keselamatan dalam industri semen berdasarkan pengalaman yang ada
dan berfokus pada kejadian fatal yang dilaporkan serta hasil investigasi dari
penyebab kecelakaan. Secara bersamaan dokumen ini juga memberikan panduan
kesehatan karyawan, berfokus pada masalah kesehatan yang paling umum dan yang
secara khusus berhubungan dengan penggunaan dari bahan bakar pengganti (AFR). Banyak
perusahaan yang tergabung dalam CSI telah mengimplementasikan panduan ini;
walaupun telah diketahui sebagai suatu kebutuhan, hal ini penting untuk disebarluaskan
pada industri dengan skala yang lebih luas dan stakeholders eksternal (
Health and safety, 2004 ).
Yang dilakukan oleh perusahaan – perusahaan
terkemuka untuk k3 antara lain :
a. Secara
jelas menggambarkan apa yang diharapkan dari orang-orang dalam hal keselamatan Setiap jenjang karyawan,
dari eksekutif yang paling senior hingga pekerja yang baru bekerja, secara
jelas mengerti apa yang diharapkan dari K3. Terdapat standard yang khusus dan mengikat
untuk setiap orang di semua jenjang kegiatan kerja utama. Tanpa standar yang mencukupi,
sulit dilakukan pengukuran, evaluasi, koreksi atau rekomendasi yang berarti
dari suatu kinerja.
b. Menggabungkan
keselamatan dalam proses bisnis sebagai suatu strategi operasional.
Pimpinan di seluruh
dunia telah menyadari bahwa sistem keselamatan yang dikelola denganbaik akan memberikan strategi
operasional untuk meningkatkan manajemen secara
keseluruhan. Dalam tahun-tahun terakhir organisasi-organisasi utama secara signifikan telah menemukan bahwa aplikasi
dan tehnik manajemen keselamatan bukan hanya
mengurangi cidera dan penyakit namun juga terjadi peningkatan yang dapat terukur dalam hal efisiensi, kualitas
dan produktifitas.
7
c. Menggunakan
standar K3 secara proaktif.
Konsultan manajemen
terkemuka telah menekankan : “Jika Anda tidak dapat mengukurnya, anda tidak dapat
menegelolanya”. Inti dari manajemen keselamatan adalah
mengukur kinerja dalam
terminologi yang dapat diukur dan obyektif. Perusahaa- perusahaan terkemuka secara standar menilai proses mereka untuk
menentukan apakah mereka telah cukup
melakukan pengendalian resiko yang ada. Walaupun mereka mendata ukuran keselamatan setelah ada konsekuensi atas kenyataan
seperti yang diminta misalnya oleh OHSA
recordablerates dan lost time rate, mereka tidak hanya mengandalkan laporan tersebut pada ”trailingindicator”
( Les smith, 2004 ).
B.
Contoh Sistem Manajemen K3 yang digunakan di beberapa Perusahaan CSI
Sebagai contoh kebijakan K3 secara umum, terlampir yang dipergunakan
oleh perusahaan CSI.
Kebijakan K3 secara berkelompok mensyaratkan semua Manajer setempat
untuk :
- Mematuhi semua peraturan K3
- Menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman bagi semua pekerja ( baik
pekerja langsung maupun tidak
langsung)
- Secara terus menerus meningkatkan praktek K3 industri yang terbaik
Kebijakan K3 group juga mensyaratkan
semua pekerja ( baik langsung maupun tidak
langsung) untuk bekerja
dengancara yang aman & sehat sebagaimana disyaratkan oleh hokum dan
diperintahkan oleh Manajemen.
Contoh lain dari kebijakan K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI :
Perusahaan menempatkan
nilai tertinggi pada jaminan keselamatan & kesehatan bagi
karyawan, sub-kontraktor , pihak ketiga, dan pengunjung kami. Sekalipun
kinerja kami dibandingkan dengan Perusahaan yang terbaik dalam industri yang
sama seperti misalnya industri pertambangan dan industri berat memperlihatkan
bahwa kami belum melaksanakan K3 sebaik yang telah mereka terapkan, kami harus
tetap meningkatkannya secara signifikan. Tujuan kami adalah untuk mencapai
nihil kecelakaan yang menyebabkan kematian atau cacat permanen dan untuk secara
substansial mengurangi kecelakaan yang menyebabkan kehilangan jam kerja (lost
time injury). Perusahaan menerapkan tantangan untuk mencapai tujuan ini
secara serius. Selama tahun 2002/2003 , Komite Eksekutif telah menunjuk K3
sebagai suatu fokus korporasi
8
yang utama. Kami telah menetapkan target dan standar K3 secara umum yang
bersifat wajib bagi semua perusahaan dalam group, dalam hal ini termasuk
kontraktor. Untuk membantu mencapai target dan standar ini, kami telah membuat
suatu buku panduan K3 yang menggambarkan elemen utama, sistem dan prosedur sesuai
dengan pendekatan kami. Kami juga telah membuat protokol audit penilaian
standar untuk perusahaan kami guna keperluan memonitor kemajuan mereka dalam
pencapaian standar dunia ( Health and safety, 2004 ).
C.
Pencegahan dan Kontrol resiko
a.
Peralatan Menetap dan Bergerak
Instalasi baru didesain
dan dibangun dengan mempertimbangkan keamanan operasi
dan keamanan personil perawatan.Instalasi dan peralatan yang bergerak
harus diperlihara secara efektif, diuji dan dilakukan inspeksi, merupakan
subyek untuk dikontrol secara rutin.
b.
Alat Pelindung Diri (APD)
APD guna keperluan
kerja harus diidentifikasi, kondisi di mana APD harus dikenakan harus
ditentukan dan direncanakan secara sesuai dan dirancang meliputi training dan
pengawasan untuk menjamin APD dikenakan (lihat Appendix data sheet penggunaan
APD)
c.
Instruksi, peraturan dan prosedur
Instruksi, peraturan
dan prosedur dibuat sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara
aman, tanpa resiko pada kesehatan, dan sesuai dengan penilaian resiko,
akan bersifat :
- Tertulis
- Selalu disesuaikan / diperbaharui
- Sesuai dengan peraturan hokum/regulasi
- Realistik
- Diketahui dan dimengerti oleh semua pihak yang terlibat
- Ditindaklanjuti dan dihargai
9
d.
Program Tanggap Darurat
Semua lokasi kerja
harus memiliki rencana tanggap darurat, yang berhubungan dengan sifat operasi
mereka dan resiko yang telah dinilai. Rencana ini harus di perbaharui, jika
diperlukan dikomunikasikan dan dipraktekan secara rutin. Latihan wajib
dilakukan dan dilatih secara rutin mencakup skenario yang direncanakan atas
resiko yang berpotensi tinggi. (lihat appendix untuk kebijakan tanggap darurat).
Penelitian
yang dilakukan di industri semen memperlihatkan bahwa 155 kasus cidera terbakar
terjadi pada populasi dengan jumlah pekerja 3200 orang, umur pekerja 30 – 50
tahun (El-Megged dkk,1999) dengan jumlah total kerugian hari kerja sebanyak
4776 hari, rata-rata 31 hari per kasus. Penelitian ini menitikberatkan perlunya
kebutuhan untuk menjamin kontrol yang efektif .
Selama
operasi berjalan normal; bahan mentah panas, produk antara dan produk akhir
ditampung dan menjadi pokok perhatian. Diketahui
adanya resiko besar saat kontak yang
dimungkinkan terjadi saat operasi berjalan
abnormal, kegiatan membersihkan sumbatan,
melaksanakan perbaikan/perawatan atau dalam kondisi
emerjensi. Ini tidak selalu jelas
saat sesuatu alat/material panas atau tidak, resiko
mencakup cidera yang dapat terjadi
pada orang (terbakar) atau kebakaran akibat kontak
dengan bahan-bahan yang mudah
terbakar seperti oli, scaffold boards,
tangga, kabel listrik.
10
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Jenis dan Disain
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Kuantitatif yang di
terjemahkan dengan angka dan menggunakan rancangan case control dimana di
observasi untuk kebelakangnya melalui pengukuran dan pengamatan pada saat yang
bersamaan.
B. Populasi Sampel dan
Sampling
1.
Populasi
Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas objek,
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulan (Sugiyono, 2005).
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh kariyawan yang bekerja di industri semen dengan jumlah pekerja 3200 orang
umur pekerja 30-50
tahun.
2.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (sugiyono, 2005).
Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 3200 orang.
Dengan rumus sebagai
berikut :
N
n =
3200
n =
1 + N (d)² 161
n
= 19 orang
3200
n =
1 + 3200 (0,05)
3200
n =
1 + 160
11
Jadi Besar sampel yang digunakan
penelitian berjumlan 19 orang
Keterangan : N = Jumlah Populasi
D = Tingkat ketepatan (0,05)
n = Jumlah Sampel
3.
Sampling
Sampling
adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian. Teknik pengambilan sampling dengan menggunakan closter
sampling yaitu pengambilan sampel dimana pengelompokan sampel berdasarkan
wilayah, lokasi, populasi, di gunakan (sugiyono, 2005)
12
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menjamin kondisi kesehatan dan keselamatan kerja untuk
karyawan dan kontraktor merupakan dasar dari tanggung jawab sosial korporasi
dan merupakan salah satu dari isu penting di industri semen. Anggota CSI
menyadari perlunya diberikan lebih banyak perhatian pada area ini di seluruh
industri dan komitmen untuk memainkan peran utama dalam prosesnya.
Prioritas terpenting bagi perusahaan semen yang
berhubungan dengan kesehatan karyawan adalah jaminan kesehatan &
keselamatan kerja, baik untuk pekerja maupun tenaga kontraktor. Industri semen
belum semaju industri manufaktur berat lainnya dalam hal implementasi sistem
K3, di masa mendatang Perusahaan semen perlu memikirkan desain area dan peralatan
kerja yang aman dan inheren guna meminimalkan potensi kecelakaan. Sebagai
tambahan, konsiten dengan prinsip pengembangan yang berkelanjutan, diketahui
ada sejumlah isu lain mengenai kesehatan pekerja yang dapat dibantu oleh pihak
Perusahaan, seperti pelatihan, pengembangan karir, peningkatan professional,
penghargaan terhadap hak pekerja, kebebasan berkomunikasi dan berasosiasi,
keseimbangan antara komitmen kerja dan kehidupan pribadi/keluarga, peningkatan
dari perbedaan, larangan diskriminasi dan pelecehan.
B. Saran
1.
Bagi Tenaga Karyawan Industri Semen
Diharapkan untuk selalu memakai APD saat bekerja agar
terhindar dari marabahaya yang ada di sekeliling kita, dan supaya kesehatan
para karyawan aman untuk yang akan dating.
2.
Bagi institusi dan Peneliti Lainya
Diharapkan dimasa yang akan datang dilakukan penelitian
lebih lanjut tentang K3 Pada Industri Semen.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://ifcln1.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/Content/environmentalGuidelines
http://ifcln1.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/AttachmentsByTitle/gui
OHS/$FILE/OHSguideline.pdf
Sugiyono,2005.statistik
untuk penelitian. Bandung : Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar