Selasa, 15 Januari 2013

makalah kesehatan reproduksi


KATA PENGANTAR
  
Puji syukur kami serahkan kepada Allah Swt yang telah mengutus Rasul – rasul Nya, karena berkat rahmat dari-NYA saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “KASUS TENTANG HIV” dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
        Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu dan membimbing  kami dalam mata kuliah Kesehatan Reproduksi .
        Akhirnya saya menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, karena itu tanggapan dan bimbingan dari Ibu khususnya, dari para pembaca umunya sangat kami harapkan demi kesempurnaan tulisan ini di masa yang akan dating. Atas semua tanggapan dan bimingan yang ikhlas terlebih dahulu kami ucapkan terimakasih.











i

DAFTAR ISI

Kata pengantar  ……………………………………………………………….. i
Daftar isi  ……………………………………………………………………….ii
Bab 1   Pendahuluan 
1.1    Latar Belakang Masalah  ………………………………………1
1.2    Defenisi  ………………………………………………………..1
1.3    Tujuan dan Manfaat ……………………………………………1
1.4    Cara Penularan………………………………………………….2
1.5    Pencegahan……………………………………………………..2
1.6     Epidemiologi …………………………………………………..3

       Bab 11 isi Kasus HIV / AIDS…………………………………………………..4
                        2.1  Analisa Kasus……………………………….…………………..5
                        2.2  Dampak………………………………………………………….5
                        2.3  Paling Banyak Beresiko Tertular HIV / AIDS ..……………......6

       Bab 111  Penutup ……………………………………………………………….7

                        3.1  Kesimpulan…………………………………………………….....8
                        3.2  Saran……………………………………………………………...9

       Daftar Pustaka  ………………………………………………………………….10






ii
BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang Permasalahan
      
       AIDS merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV, virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.

1.2    Defenisi
       HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya/melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. Virus seperti HIV tidak dapat tumbuh atau berkembang biak sendiri, mereka perlu menginfeksi sel-sel dari organisme hidup dalam rangka untuk meniru (membuat salinan baru dari diri mereka sendiri). 


1.3    Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan penelitian
1.      Pengobatan dengan anti-retroviral meningkatkan harapan hidup orang yang terinfeksi HIV
2.      Hak untuk bebas bagi penderita HIV                                                                                      
                                                          
1

2.    Manfaat penelitian
     1.      Merupakan salah satu usaha untuk mengetahui hak bagi penderita HIV             
     2.      Sebagai bahan masukan bagi penulis lainya yang melakukan penelitian  dengan                     mengangkat masalah yang sama.
1.4   Cara Penularan
            penularan HIV dilakukan melalui hubungan heteroseksual, sedangkan 5-10% terjadi melalui hubungan homoseksual. Kontak seksual melalui vagina dan anal memiliki resiko yang lebih besar untuk menularkan HIV dibandingkan dengan kontak seks secara oral. Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan resiko penularan melalui hubungan seksual adalah kehadiran penyakit menular seksual, kuantitas beban virus, penggunaan douche. Seseorang yang menderita penyakit menular seksual lain (contohnya: sifilis, herpes genitali, kencing nanah, dsb.) akan lebih mudah menerima dan menularkan HIV kepada orang lain yang berhubungan seksual dengannya. Beban virus merupakan jumlah virus aktif yang ada di dalam tubuh. Penularah HIV tertinggi terjadi selama masa awal dan akhir infeksi HIV karena beban virus paling tinggi pada waku tersebut. Pada rentan waktu tersebut, beberapa orang hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak sama sekali. Penggunaan douche dapat meningkatkan resiko penularan HIV karena menghancurkan bakteri baik di sekitar vagina dan anus yang memiliki fungsi proteksi. Selain itu, penggunaan douche setelah berhubungan seksual dapat menekan bakteri penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh dan mengakibatkan infeksi

1.5     Pencegahan
·         Mencegah penularan HIV seksual.
     Jika seseorang memiliki hubungan seksual dengan seseorang yang memiliki HIV mereka bisa menjadi terinfeksi. 'Seks yang lebih aman' mengacu pada hal-hal yang seseorang dapat lakukan untuk meminimalkan risiko infeksi HIV selama hubungan seksual, yang paling penting, menggunakan kondom secara konsisten dan benar.
Seseorang bisa memastikan bahwa mereka dilindungi terhadap infeksi HIV dengan memilih untuk tidak berhubungan seks sama sekali, atau dengan hanya melakukan hal-hal yang tidak melibatkan darah atau cairan seksual dari satu orang masuk ke tubuh orang lain. Semacam ini aktivitas seksual adalah satu-satunya yang bisa dianggap 'seks aman'.

Pendidikan seks yang efektif adalah penting untuk menyediakan orang-orang muda dengan pengetahuan dan keterampilan untuk melindungi diri dari penularan HIV secara seksual.


2

Pendidikan seks yang komprehensif harus mengembangkan keterampilan dan sikap yang mendorong hubungan seksual yang sehat, serta memberikan informasi rinci tentang bagaimana cara mempraktekkan 'seks aman'.

                                             

·         Mencegah penularan HIV melalui darah
    Seseorang dapat melindungi dirinya sendiri terhadap infeksi HIV dengan memastikan bahwa darah yang terinfeksi HIV tidak masuk tubuh mereka.
Pengguna narkoba suntik yang berbagi peralatan suntik atau karya beresiko infeksi HIV. Needle pertukaran program dapat membantu untuk mencegah penularan HIV di antara pengguna narkoba dengan menyediakan jarum bersih dan membuang yang digunakan.
Petugas kesehatan dapat terkena sementara darah terinfeksi HIV di tempat kerja. Cara yang paling efektif untuk membatasi risiko infeksi HIV adalah dengan menggunakan kewaspadaan universal dengan setiap pasien, misalnya mencuci tangan dan memakai rintangan pelindung (sarung tangan, celemek, kacamata).Dalam hal seorang pekerja kesehatan berpotensi terkena darah yang terinfeksi HIV di tempat kerja, PPP ( profilaksis pasca pajanan ) dianjurkan sebagai tindakan pencegahan HIV.

·         Mencegah penularan ibu ke anak HIV
    Ibu-ke-bayi penularan HIV dapat dicegah dengan menggunakan obat antiretroviral, yang mengurangi kemungkinan anak terinfeksi HIV dari sekitar 25% menjadi kurang dari 2%. Setelah anak lahir, bayi menyusui lebih aman praktek juga dapat sangat mengurangi risiko HIV yang ditularkan dari ibu ke anak.
Untuk tindakan pencegahan yang harus diambil, seorang ibu yang HIV positif terlebih dahulu harus menyadari statusnya. Inilah sebabnya mengapa tes HIV pada kehamilan adalah ukuran pencegahan penting.



1.6   Epidemiologi
UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS membunuh lebih dari 25 juta orang antara tahun 1981, ketika pertama kali diakui, dan 2005, menjadikannya salah satu pandemi yang paling merusak dalam sejarah. Meskipun peningkatan akses terhadap pengobatan antiretroviral dan perawatan di banyak wilayah dunia, pandemi AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup di tahun 2005 diperkirakan dimana lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-anak. 
UNAIDS memperkirakan bahwa 33,3 juta orang hidup dengan HIV pada akhir 2009, naik dari 26.200.000 orang pada tahun 1999. 
3
Mereka juga memperkirakan kematian terkait AIDS pada tahun 2009 pada 1,8 juta orang, turun dari puncak 2,1 juta pada tahun 2004, infeksi baru sebesar 2,6 juta, turun dari puncak 3,2 juta pada tahun 1997, dan jumlah orang di rendah atau menengah negara-negara berpenghasilan menerima ART pada tahun 2009 pada 5,2 juta, naik dari 4,0 juta pada tahun 2008. 
Afrika Sub-Sahara tetap merupakan wilayah terburuk yang terkena dampak, dengan 22,5 juta orang diperkirakan kini hidup dengan HIV (67% dari total global), 1,3 juta kematian (72% dari total global) dan 1,8 juta infeksi baru (69 % dari total global). 

Namun, jumlah infeksi baru menurun 19% di seluruh wilayah antara 2001 dan 2009, dan lebih dari 25% dalam 22 sub-Sahara Afrika selama periode ini. di Asia adalah wilayah kedua terparah, dengan 4,9 juta orang yang hidup dengan HIV (15% dari total dunia). 
Laporan evaluasi terbaru dari Bank Dunia Evaluasi Operasi Departemen menilai efektivitas pembangunan tingkat negara Bank Dunia HIV / bantuan AIDS didefinisikan sebagai dialog kebijakan, pekerjaan analitis, dan pinjaman dengan tujuan eksplisit mengurangi lingkup atau dampak dari epidemi AIDS .  Ini adalah evaluasi komprehensif pertama dari Bank Dunia HIV / AIDS dukungan bagi negara, dari awal epidemi melalui pertengahan-2004. Karena Bank bertujuan untuk membantu pelaksanaan program pemerintah nasional, pengalaman mereka memberikan wawasan penting tentang bagaimana program nasional AIDS dapat dibuat lebih efektif.
Perkembangan ART sebagai terapi efektif untuk infeksi HIV telah secara substansial mengurangi tingkat kematian dari penyakit ini di daerah-daerah di mana obat ini banyak tersedia.  Sebagai harapan hidup orang dengan HIV telah meningkat di negara-negara di mana ART secara luas digunakan, terus menyebarnya penyakit telah menyebabkan jumlah orang yang hidup dengan HIV meningkat secara substansial.
Di Afrika, jumlah ibu-ke-anak transmisi (MTCT) kasus dan prevalensi AIDS mulai membalikkan dekade kemajuan dalam kelangsungan hidup anak. Negara-negara seperti Uganda berusaha untuk mengekang epidemi MTCT dengan menawarkan VCT (konseling dan tes sukarela), PMTCT (pencegahan penularan dari ibu-ke-bayi transmisi) dan ANC (antenatal care) jasa, yang meliputi distribusi terapi antiretroviral.




4

BAB II ISI

KOMPAS.com - Sebagian besar kasus HIV baru melalui hubungan seksual ditemukan dalam lingkungan kerja dan dunia usaha. Mereka ini adalah para pekerja tinggal jauh dari keluarganya dan berpenghasilan relatif besar sehingga mampu membeli seks.

"Setiap tahunnya ada sekitar 10 juta laki-laki yang membeli seks. Mereka yang melakukan seks beresiko tanpa menggunakan kondom masih menjadi sumber penularan HIV/AIDS," kata Dr. Nafsiah Mboi, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) dalam acara pembukaan Pekan Kondom Nasional 2011 di Jakarta (30/11/11) kemarin. 

Hari AIDS Sedunia 2011 di Indonesia mengusung tema Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha dari HIV dan AIDS. Menurut Nafsiah, lokasi pelacuran dengan mudah ditemui di dekat lokasi pembangungan ekonomi.

"Ratusan ribu laki-laki berusia muda datang untuk bekerja di lokasi kerja tersebut untuk mencari nafkah. Di luar jam kerja mereka memerlukan penyaluran seks," paparnya.

Lingkungan sumber ekonomi tersebut meliputi perkebunan, pertambangan, konstruksi, dan perhubungan, yang berlokasi di daerah-daerah terpencil di Indonesia. 

Sampai dengan bulan September 2011, Kementerian Kesehatan melaporkan terdapat 186.000 orang dengan HIV/AIDS. Penularan HIV terbesar adalah melalui transmisi heteroskesual (54,8 persen), penggunaan alat suntik (36,2 persen). Sementara itu, kasus AIDS baru 76 persennya juga disebabkan oleh hubungan heteroseksual yang berisiko.

Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta menjelaskan data serupa. Tren penularan HIV/AIDS saat ini tidak lagi di kalangan remaja atau pemuda, tetapi di kalangan tenaga non-profesional atau karyawan. Disusul oleh ibu rumah tangga, wiraswata, dan narapidana.

"Menurut modelling yang kami lakukan, sampai dengan tahun 2025 mereka yang paling berisiko tertular HIV/AIDS adalah para pembeli seks. Mereka ini sangat mungkin menularkan kepada pasangannya atau anaknya," papar Nafsiah.

Ia menambahkan, pencegahan HIV/AIDS pada laki-laki beresiko akan berefek domino pada pencegahan HIV/AIDS di kalangan ibu rumah tangga dan bayi. "Sekitar 60 persen laki-laki pembeli seks sudah menikah. Meski setelah menikah perilakunya berubah tapi jika ia sudah terinfeksi HIV ia akan menularkan virus itu kepada istrinya, lalu jika istri hamil bisa menularkan kepada bayinya," paparnya.
5
2.1  Analisa Kasus :
·         Penularan HIV/AIDS semakin meluas tidak hanya dewasa saja melainkan remaja bahkan anak – anak.
·         Masyarakat sebaiknya hati – hati dalam memilih pasangan untuk melakukan hubungan seks.
2.2  Dampak :
·         Jika istri sudah terinfeksi HIV / AIDS lalu istri hamil bias menularkan kepada bayinya.
·         Akan merusak keharmonisan rumah tangga dalam hubungan seks.
2.3  Orang yang paling banyak berisiko tertular HIV / AIDS:
·         Sekitar 60 persen laki-laki pembeli seks sudah menikah.















6

BAB III

 PENUTUP


1.1 Kesimpulan
              Peristiwa ini semakin mengurangi kepercayaan warga terhadap keamanan di dalam rumah tangga dan dimasyarakat karena adanya Penyakit menular seksual atau disebut juga HIV / AIDS.
                                                   

1.2  Saran
·      Supaya tidak terjadi berkepanjangan kasus seperti itu atau trulang kembali dan pemerintah harus cepat menangani dan mengatasi agar tempat – pelacuran lebih terkontrol dan di Indonesia terjaga keamananya .       
·         pencegahan HIV/AIDS pada laki-laki beresiko akan berefek domino pada pencegahan HIV/AIDS di kalangan ibu rumah tangga dan bayi. "Sekitar 60 persen laki-laki pembeli seks sudah menikah.













7

Daftar Pustaka



KOMPAS.com - 




















8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar