KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami serahkan kepada Allah Swt yang telah mengutus Rasul – rasul Nya,
karena berkat rahmat dari-NYA saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“KASUS TENTANG HIV” dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu dan membimbing kami dalam mata kuliah Kesehatan Reproduksi .
Akhirnya saya menyadari bahwa tulisan
ini jauh dari sempurna, karena itu tanggapan dan bimbingan dari Ibu khususnya,
dari para pembaca umunya sangat kami harapkan demi kesempurnaan tulisan ini di
masa yang akan dating. Atas semua tanggapan dan bimingan yang ikhlas terlebih
dahulu kami ucapkan terimakasih.
i
DAFTAR ISI
Kata
pengantar ……………………………………………………………….. i
Daftar
isi ……………………………………………………………………….ii
Bab
1 Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang Masalah ………………………………………1
1.2 Defenisi ………………………………………………………..1
1.3 Tujuan
dan Manfaat ……………………………………………1
1.4 Cara
Penularan………………………………………………….2
1.5 Pencegahan……………………………………………………..2
1.6 Epidemiologi …………………………………………………..3
Bab 11 isi
Kasus HIV / AIDS…………………………………………………..4
2.1
Analisa Kasus……………………………….…………………..5
2.2
Dampak………………………………………………………….5
2.3 Paling Banyak Beresiko Tertular HIV / AIDS
..……………......6
Bab 111
Penutup ……………………………………………………………….7
3.1
Kesimpulan…………………………………………………….....8
3.2
Saran……………………………………………………………...9
Daftar Pustaka ………………………………………………………………….10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Permasalahan
AIDS merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV, virus
yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun),
sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan
dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang positif
mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang positif
mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun,
HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya,
virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya
karena rusaknya sistem imun tubuh.
1.2 Defenisi
HIV adalah
singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan
rusaknya/melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. Virus seperti HIV tidak
dapat tumbuh atau berkembang biak sendiri, mereka perlu menginfeksi sel-sel
dari organisme hidup dalam rangka untuk meniru (membuat salinan baru dari diri
mereka sendiri).
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
penelitian
1. Pengobatan dengan anti-retroviral meningkatkan harapan hidup
orang yang terinfeksi HIV
2. Hak
untuk bebas bagi penderita HIV
1
2. Manfaat
penelitian
1.
Merupakan salah satu usaha untuk mengetahui hak bagi penderita HIV
2. Sebagai bahan masukan bagi
penulis lainya yang melakukan penelitian
dengan mengangkat masalah yang sama.
1.4 Cara
Penularan
penularan HIV dilakukan melalui
hubungan heteroseksual, sedangkan 5-10% terjadi melalui hubungan homoseksual.
Kontak seksual melalui vagina dan anal memiliki resiko yang lebih besar untuk
menularkan HIV dibandingkan dengan kontak seks secara oral. Beberapa faktor lain yang dapat
meningkatkan resiko penularan melalui hubungan seksual adalah kehadiran penyakit menular seksual, kuantitas
beban virus, penggunaan douche. Seseorang
yang menderita penyakit menular seksual lain (contohnya: sifilis, herpes
genitali, kencing nanah,
dsb.) akan lebih mudah menerima dan menularkan HIV kepada orang lain yang
berhubungan seksual dengannya. Beban
virus merupakan jumlah virus aktif yang ada di dalam tubuh. Penularah HIV
tertinggi terjadi selama masa awal dan akhir infeksi HIV karena beban virus
paling tinggi pada waku tersebut. Pada rentan waktu tersebut, beberapa orang
hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak sama sekali. Penggunaan douche dapat meningkatkan resiko
penularan HIV karena menghancurkan bakteri baik
di sekitar vagina dan anus yang memiliki fungsi proteksi. Selain itu, penggunaan douche setelah
berhubungan seksual dapat menekan bakteri penyebab penyakit masuk ke dalam
tubuh dan mengakibatkan infeksi
1.5 Pencegahan
·
Mencegah penularan HIV seksual.
Jika seseorang memiliki hubungan seksual
dengan seseorang yang memiliki HIV mereka bisa menjadi terinfeksi. 'Seks yang lebih aman' mengacu
pada hal-hal yang seseorang dapat lakukan untuk meminimalkan risiko infeksi HIV
selama hubungan seksual, yang paling penting, menggunakan kondom secara konsisten dan benar.
Seseorang bisa memastikan bahwa mereka dilindungi terhadap infeksi
HIV dengan memilih untuk tidak berhubungan seks sama sekali, atau dengan hanya
melakukan hal-hal yang tidak melibatkan darah atau cairan seksual dari satu
orang masuk ke tubuh orang lain. Semacam ini aktivitas seksual adalah
satu-satunya yang bisa dianggap 'seks aman'.
Pendidikan seks yang efektif adalah penting untuk menyediakan orang-orang
muda dengan pengetahuan dan keterampilan untuk melindungi diri dari penularan
HIV secara seksual.
2
Pendidikan seks yang komprehensif harus mengembangkan keterampilan
dan sikap yang mendorong hubungan seksual yang sehat, serta memberikan
informasi rinci tentang bagaimana cara mempraktekkan 'seks aman'.
·
Mencegah penularan HIV melalui
darah
Seseorang dapat
melindungi dirinya sendiri terhadap infeksi HIV dengan memastikan bahwa darah yang terinfeksi HIV tidak masuk tubuh mereka.
Pengguna narkoba suntik yang berbagi peralatan suntik atau karya
beresiko infeksi HIV. Needle pertukaran program dapat membantu untuk mencegah penularan HIV di antara
pengguna narkoba dengan menyediakan jarum bersih dan membuang yang digunakan.
Petugas kesehatan dapat terkena sementara darah terinfeksi HIV di
tempat kerja. Cara yang paling efektif untuk
membatasi risiko infeksi HIV adalah dengan menggunakan kewaspadaan universal dengan setiap pasien, misalnya mencuci tangan dan memakai
rintangan pelindung (sarung tangan, celemek, kacamata).Dalam hal seorang
pekerja kesehatan berpotensi terkena darah yang terinfeksi HIV di tempat kerja,
PPP ( profilaksis pasca pajanan ) dianjurkan sebagai tindakan pencegahan HIV.
·
Mencegah penularan ibu ke anak
HIV
Ibu-ke-bayi penularan HIV dapat dicegah dengan menggunakan obat antiretroviral, yang
mengurangi kemungkinan anak terinfeksi HIV dari sekitar 25% menjadi kurang dari
2%. Setelah anak lahir, bayi menyusui lebih aman praktek juga dapat sangat mengurangi risiko HIV yang ditularkan
dari ibu ke anak.
Untuk tindakan pencegahan yang harus diambil, seorang ibu yang HIV
positif terlebih dahulu harus menyadari statusnya. Inilah sebabnya mengapa tes HIV pada kehamilan adalah ukuran pencegahan penting.
1.6 Epidemiologi
UNAIDS dan
WHO memperkirakan bahwa AIDS membunuh lebih dari 25 juta orang antara tahun
1981, ketika pertama kali diakui, dan 2005, menjadikannya salah satu pandemi
yang paling merusak dalam sejarah. Meskipun
peningkatan akses terhadap pengobatan antiretroviral dan perawatan di banyak
wilayah dunia, pandemi AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan
3,3 juta) hidup di tahun 2005 diperkirakan dimana lebih dari setengah juta
(570.000) merupakan anak-anak.
UNAIDS
memperkirakan bahwa 33,3 juta orang hidup dengan HIV pada akhir 2009, naik dari
26.200.000 orang pada tahun 1999.
3
Mereka juga
memperkirakan kematian terkait AIDS pada tahun 2009 pada 1,8 juta orang, turun
dari puncak 2,1 juta pada tahun 2004, infeksi baru sebesar 2,6 juta, turun dari
puncak 3,2 juta pada tahun 1997, dan jumlah orang di rendah atau menengah
negara-negara berpenghasilan menerima ART pada tahun 2009 pada 5,2 juta, naik
dari 4,0 juta pada tahun 2008.
Afrika Sub-Sahara tetap
merupakan wilayah terburuk yang terkena dampak, dengan 22,5 juta orang
diperkirakan kini hidup dengan HIV (67% dari total global), 1,3 juta kematian
(72% dari total global) dan 1,8 juta infeksi baru (69 % dari total global).
Namun, jumlah
infeksi baru menurun 19% di seluruh wilayah antara 2001 dan 2009, dan lebih
dari 25% dalam 22 sub-Sahara Afrika selama periode ini. di Asia adalah wilayah kedua terparah, dengan 4,9 juta orang yang
hidup dengan HIV (15% dari total dunia).
Laporan
evaluasi terbaru dari Bank Dunia Evaluasi Operasi Departemen menilai efektivitas pembangunan
tingkat negara Bank Dunia HIV / bantuan AIDS didefinisikan sebagai dialog
kebijakan, pekerjaan analitis, dan pinjaman dengan tujuan eksplisit mengurangi
lingkup atau dampak dari epidemi AIDS . Ini
adalah evaluasi komprehensif pertama dari Bank Dunia HIV / AIDS dukungan bagi
negara, dari awal epidemi melalui pertengahan-2004. Karena Bank bertujuan untuk membantu
pelaksanaan program pemerintah nasional, pengalaman mereka memberikan wawasan
penting tentang bagaimana program nasional AIDS dapat dibuat lebih efektif.
Perkembangan ART sebagai terapi efektif untuk infeksi HIV telah secara
substansial mengurangi tingkat kematian dari penyakit ini di daerah-daerah di
mana obat ini banyak tersedia. Sebagai
harapan hidup orang dengan HIV telah meningkat di negara-negara di mana ART
secara luas digunakan, terus menyebarnya penyakit telah menyebabkan jumlah
orang yang hidup dengan HIV meningkat secara substansial.
Di Afrika,
jumlah ibu-ke-anak transmisi (MTCT) kasus dan prevalensi AIDS mulai membalikkan
dekade kemajuan dalam kelangsungan hidup anak. Negara-negara seperti Uganda berusaha
untuk mengekang epidemi MTCT dengan menawarkan VCT (konseling dan tes
sukarela), PMTCT (pencegahan penularan dari ibu-ke-bayi transmisi) dan ANC
(antenatal care) jasa, yang meliputi distribusi terapi antiretroviral.
4
BAB II ISI
KOMPAS.com
- Sebagian
besar kasus HIV baru melalui hubungan seksual ditemukan dalam lingkungan kerja
dan dunia usaha. Mereka ini adalah para pekerja tinggal jauh dari keluarganya
dan berpenghasilan relatif besar sehingga mampu membeli seks.
"Setiap tahunnya ada sekitar 10 juta laki-laki yang membeli seks. Mereka yang melakukan seks beresiko tanpa menggunakan kondom masih menjadi sumber penularan HIV/AIDS," kata Dr. Nafsiah Mboi, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) dalam acara pembukaan Pekan Kondom Nasional 2011 di Jakarta (30/11/11) kemarin.
"Setiap tahunnya ada sekitar 10 juta laki-laki yang membeli seks. Mereka yang melakukan seks beresiko tanpa menggunakan kondom masih menjadi sumber penularan HIV/AIDS," kata Dr. Nafsiah Mboi, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) dalam acara pembukaan Pekan Kondom Nasional 2011 di Jakarta (30/11/11) kemarin.
Hari AIDS Sedunia
2011 di Indonesia mengusung tema Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha dari HIV dan
AIDS. Menurut Nafsiah, lokasi pelacuran dengan mudah ditemui di dekat lokasi
pembangungan ekonomi.
"Ratusan ribu
laki-laki berusia muda datang untuk bekerja di lokasi kerja tersebut untuk
mencari nafkah. Di luar jam kerja mereka memerlukan penyaluran seks,"
paparnya.
Lingkungan sumber ekonomi tersebut meliputi perkebunan, pertambangan, konstruksi, dan perhubungan, yang berlokasi di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Sampai dengan bulan September 2011, Kementerian Kesehatan melaporkan terdapat 186.000 orang dengan HIV/AIDS. Penularan HIV terbesar adalah melalui transmisi heteroskesual (54,8 persen), penggunaan alat suntik (36,2 persen). Sementara itu, kasus AIDS baru 76 persennya juga disebabkan oleh hubungan heteroseksual yang berisiko.
Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta menjelaskan data serupa. Tren penularan HIV/AIDS saat ini tidak lagi di kalangan remaja atau pemuda, tetapi di kalangan tenaga non-profesional atau karyawan. Disusul oleh ibu rumah tangga, wiraswata, dan narapidana.
"Menurut modelling yang kami lakukan, sampai dengan tahun 2025 mereka yang paling berisiko tertular HIV/AIDS adalah para pembeli seks. Mereka ini sangat mungkin menularkan kepada pasangannya atau anaknya," papar Nafsiah.
Ia menambahkan, pencegahan HIV/AIDS pada laki-laki beresiko akan berefek domino pada pencegahan HIV/AIDS di kalangan ibu rumah tangga dan bayi. "Sekitar 60 persen laki-laki pembeli seks sudah menikah. Meski setelah menikah perilakunya berubah tapi jika ia sudah terinfeksi HIV ia akan menularkan virus itu kepada istrinya, lalu jika istri hamil bisa menularkan kepada bayinya," paparnya.
Lingkungan sumber ekonomi tersebut meliputi perkebunan, pertambangan, konstruksi, dan perhubungan, yang berlokasi di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Sampai dengan bulan September 2011, Kementerian Kesehatan melaporkan terdapat 186.000 orang dengan HIV/AIDS. Penularan HIV terbesar adalah melalui transmisi heteroskesual (54,8 persen), penggunaan alat suntik (36,2 persen). Sementara itu, kasus AIDS baru 76 persennya juga disebabkan oleh hubungan heteroseksual yang berisiko.
Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi DKI Jakarta menjelaskan data serupa. Tren penularan HIV/AIDS saat ini tidak lagi di kalangan remaja atau pemuda, tetapi di kalangan tenaga non-profesional atau karyawan. Disusul oleh ibu rumah tangga, wiraswata, dan narapidana.
"Menurut modelling yang kami lakukan, sampai dengan tahun 2025 mereka yang paling berisiko tertular HIV/AIDS adalah para pembeli seks. Mereka ini sangat mungkin menularkan kepada pasangannya atau anaknya," papar Nafsiah.
Ia menambahkan, pencegahan HIV/AIDS pada laki-laki beresiko akan berefek domino pada pencegahan HIV/AIDS di kalangan ibu rumah tangga dan bayi. "Sekitar 60 persen laki-laki pembeli seks sudah menikah. Meski setelah menikah perilakunya berubah tapi jika ia sudah terinfeksi HIV ia akan menularkan virus itu kepada istrinya, lalu jika istri hamil bisa menularkan kepada bayinya," paparnya.
5
2.1 Analisa Kasus :
·
Penularan HIV/AIDS semakin meluas tidak hanya dewasa
saja melainkan remaja bahkan anak – anak.
·
Masyarakat sebaiknya hati – hati dalam
memilih pasangan untuk melakukan hubungan seks.
2.2 Dampak :
·
Jika istri sudah terinfeksi HIV / AIDS lalu istri
hamil bias menularkan kepada bayinya.
·
Akan merusak keharmonisan rumah tangga dalam
hubungan seks.
2.3 Orang yang paling banyak berisiko tertular
HIV / AIDS:
·
Sekitar 60 persen laki-laki pembeli
seks sudah menikah.
6
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Peristiwa ini semakin mengurangi
kepercayaan warga terhadap keamanan di dalam rumah tangga dan dimasyarakat
karena adanya Penyakit menular seksual atau disebut juga HIV / AIDS.
1.2 Saran
· Supaya
tidak terjadi berkepanjangan kasus seperti itu atau trulang kembali dan
pemerintah harus cepat menangani dan mengatasi agar tempat – pelacuran lebih
terkontrol dan di Indonesia terjaga keamananya .
·
pencegahan HIV/AIDS pada laki-laki
beresiko akan berefek domino pada pencegahan HIV/AIDS di kalangan ibu rumah
tangga dan bayi. "Sekitar 60 persen laki-laki pembeli seks sudah menikah.
7
Daftar Pustaka
KOMPAS.com -
8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar