Selasa, 15 Januari 2013

konsep pencegahan diare

Nama: Khoirul Anisa
Nim   : 10.4.0.1.007
M.K   : Epidemiologi Kesling

KONSEP PENCEGAHAN DIARE
            Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan.
            Defenisi Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran PernapasanAkut). Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tigakali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari ataulebih.

            Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya. Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu. Biasanya disertai sakit perut dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari. Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.
            Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.

            Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
            Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
            Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.
Gejala
            Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual muntah, rasa haus, menurunya nafsu makan, badan lemas dan lesu dan gelisah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut sering berbunyi. Tanda Dan Gejala Diare

Perawatan
            Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit dan tablet zinc adalah pengobatan pilihan utama dan telah diperkirakan telah menyelamatkan 50 juta anak dalam 25 tahun terakhir.[1] Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.


Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:
  • Diare pada balita
  • Diare menengah atau berat pada anak-anak
  • Diare yang bercampur dengan darah.
  • Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.
  • Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam, kehilangan berat badan, dan lain-lain.
  • Diare pada orang yang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit)
  • Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental.
 Penyebab Diare
a. Minum air tidak dimasak
b. Makan jajanan kurang bersih
c. Makan dengan tangan yang kotor
d. Berak disembarang tempat
e. Mengguankan air kotor untuk keperluan sehari-hari
f. Makanan tidak ditutup sehingga dihinggapi lalat dan terkena debu dan kotoran
g. Ikan, jamur atau singkong dan makan makanan yang mengandung racun
h. Makanan dan minuman yang basi atau menggunakan zat pewarna berlebihan

Bahaya Diare
a. Zat-zat gizi hilang dari tubuh
b. Penderita akan kehilangan cairan tubuh
c. Seseorang dengan diare tidak merasa lapar
d. Penderita tersebut menjadi lesu dan lemas
e. Penderita dapat meninggal bila kehilangan cairan tubuh lebih banyak


Diare infektif
            Diare infektif yang tidak biasa untuk diare dapat bertahan lama. Diare ini disebabkan karena beberapa organisme penyebabnya tersebut dapat bertahan selama bertahun-tahun tanpa gejala penyakit jangka panjang yang signifikan.
Penanggulangan diare
Beberapa cara penggulangan diare antara lain:
  1. Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling sesuai di kebanyakan kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak diseimbangi dengan elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya dan dalam beberapa kasus yang langka dapat berakibat fatal (keracunan air).
  2. Mencoba makan lebih sering tapi dengan porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur, dan jangan makan atau minum terlalu cepat.
  3. Cairan intravenous: kadangkala, terutama pada anak-anak, dehidrasi dapat mengancam jiwa dan cairan intravenous mungkin dibutuhkan.
  4. Terapi rehidrasi oral: Meminum solusi gula/garam, yang dapat diserap oleh tubuh.
  5. Hamburger : Sebuah mitos perkotaan mengatakan bahwa dengan memakan hamburger seminggu menjaga pencernaan akan tetap lancar.
  6. Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama dalam membatasi penyebaran penyakit.
Pencegahan
            Sebuah vaksin rotavirus memiliki potensi untuk mengurangi jumlah penderita diare. Saat ini ada dua vaksin berlisensi untuk menghadapi rotavirus. Vaksin rotavirus yang lainnya seperti, Shigella, ETEC, dan Cholera sedang dikembangkan, vaksin ini juga berfungsi untuk mencegah penularan diare.
            Karena tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering melakukan kontak langsung dengan benda lain, maka sebelum makan disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun. Sebuah hasil studi Cochrane menemukan bahwa dalam gerakan-gerakan sosial yang dilakukan lembaga dan masyarakat untuk membiasakan mencuci tangan menyebabkan penurunan tingkat kejadian yang signifikan pada diare.
Penatalaksanaan Diare di Rumah
Dengan Cara Membuat Larutan Gula Garam (LGG)
 Bahan dan alat yang diperlukan
1. Gula pasir sebanyak 1 (satu) sendok teh munjung
2. Garam dapur yang halus sebanyak ¼ (seperempat) sendok teh
3. Air masak atau air teh yang hangat (tidak selagi mendidih) sebanyak 1 (satu) gelas
4. Gelas belimbing / lainnya yang sama ukurannya, dan sendok teh

Diare akut
            Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat lebih dari 3x/hari dengan konsistensi tinja cair, bersifat mendadak, dan berlangsung dalam waktu kurang dari satu minggu (Mansjoer dkk, 1999).
            Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila buang air besar sudah lebih dari empat ali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari satu bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari tiga kali.

 Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meiputi :
- Infeksi bakteri : Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Champylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
- Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
- Infestasi parasit : Cacin (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongiloides), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur (Candida albicans).
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefaltis dan sebagainya.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intolernsi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.

 Patogenesis
            Diare akut akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan masukan makanan dan minuman yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, atau yang disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisi orang ke orang melalui aerosolisasi (Rotavirus, Norwalk), tangan yang terkontaminasi (Clostridium difficile) atau melalui aktivitas seksual.
            Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktor penyebab (agen) dan faktor pejamu (host). Faktor pejamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme seprti daya tahan tubuh yang menurun, keasaman lambung, juga mencakup flora normal usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta daya lekat kuman-kuman yang membentuk koloni yang dapat menginduksi diare (Mansjoer dkk, 1999).


 Penatalaksanaan
1. Pengobatan dengan pengembalian cairan (rehidrasi)
Pengobatan dengan rehidrasi bisa dilakukan dengan secara oral atau intravena, yaitu :
            a. Rehidrasi dengan oral dapat diberikan Oralit dengan bungkus 200 ml tersedia cukup sampai di Posyandu dan dapat diberikan secara gratis kepada masyarakat. Cara melarutkan oralit harus dilakukan sesuai dengan dosis dan petunjuk yaitu :
Umur (tahun) 3 jam pertama Setiap muntah/ mencret. Cara yang benar meminum oralit adalah larutan oralit diteguk sedikit demi sedikit (2-3 kali lalu berhenti 3 menit). Hal ini bertujuan untuk memberi kesempatan oralit diserap oleh usus untuk menggantikan garam dan cairan yang dihitung dalam feses. Apabila diare masih berlanjut, minum oralit harus diteruskan sampai beberapa bungkus atau gelas (3-8) sehari. Penggunaan oralit yang benar biasanya dapat menghentikan diare dengan cepat dan efisien (Depkes, 1998).
            Penggunaan cairan rumah tangga. Apabila di rumah tidak tersedia oralit, maka penderita dianjurkan diberi cairan rumah tangga seperti :
a. Larutan Gula Garam (LGG)
b. Air tajin

            Penggunaan cairan rumah tangga bersifat sementara untuk pertolongan pertama. Penderita diare harus dibawa ke sarana kesehatan bila dalam tiga hari tidak membaik atau :
1. Buang air besar makin sering dan banyak sekali.
2. Muntah terus menerus
3. rasa haus yang nyata
4. tidak dapat minum atau makan
5. demam tinggi
6. ada darah dalam tinja
           


            b. Rehidrasi dengan cairan intravena
            Cairan intravena dapat diberikan pada penderita diare dengan dehidrasi berat, misalnya RL, Dextrose 5% dan NaCl.
Umur (tahun) Dosis Awal (30 ml/kg BB) Kemudian (70 ml/kg BB)
<1 1 jam 5 jam
>1 2 jam 2,5 jam

 Saran
            Edukasi mengenai semua faktor yang mempengaruhi status kesehatan perlu dilakukan untuk semua pasien. Untuk pasien ini kebiasaan untuk mengubah perilaku hidup sehat perlu diterapkan karena dapat akan berakibat buruk baik jangka pendek maupun panjang mengingat ada faktor keturunan yaitu hipertensi. Untuk keluarga juga perlu untuk mengubah perilaku agar hipertensi yang sudah diderita tidak menimbulkan komplikasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar