Pengembangan
Sistem Kesehatan Masyarakat Indonesia Berbasis Partisipasi Seluruh Masyarakat
Menghadapi Era Globalisasi
Melihat kondisi kesehatan dan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka perlunya peran aktif semua pihak
didalam masalah kesehatan masyarakat, penyedia layanan kesehatan, masyarakat,
pemerintah dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan
masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan. Mengingat wilayah Indonesia sangat
luas dengan karakteristik area minyak, gas, pertambangan dan agribisnis baik
pertanian, perkebunan dan perikanan, perlunya kerjasama merumuskan dan
mengembangkan program kesehatan masyarakat sesuai karakteristik daerah setempat
sehingga tahap perubahan menuju masyarakat sehat baik secara sikap, budaya
maupun sistem kerja didalam pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi bagian
kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya memilikiself
belonging bahwa kesehatan
merupakan milik dan tanggung jawab bersama dan mampu menimbulkan sanksi sosial
bagi anggota masyarakat yang tidak mematuhinya.
Dengan memberdayakan semaksimal mungkin organisasi informal
masyarakat, kemudian meletakkan dasar-dasar kolaborasi dengan organisasi formal
termasuk unsur MUSPIDA setempat, jejaring kesehatan dapat berperan pada saat
awal sebagai stimulus pemicu (trigger) atau mentor dan meningkat pada
tahapan selanjutnya menjadi fasilitator dengan program pendampingan dan
kemudian pada saat kemandirian masyarakat sehat terwujud maka peran sebagai
narasumber dan pusat pengembangan program komunitas berbasis kesehatan (community
based health) melalui jejaring kesehatan dapat menjadi suatu percontohan
melalui kerjasama masyarakat, perusahaan dan pemerintah daerah setempat agar
dapat dilakukan penyebaran luas cakupan pengembangan kesehatan masyarakat di
Indonesia dalam bentuk percepatan kuantitas area cakupan masyarakat dan fokus
spesifik kebutuhan program. Program strategis jangka panjang pengembangan
kesehatan masyarakat merupakan hasil sinkronisasi program dan target indikator
kesehatan nasional dengan kebutuhan dengan memperhatikan tingkat kesadaran dan
pengetahuan masyarakat setempat terhadap kesehatan.
Program pengembangan sistem kesehatan masyarakat dapat menjadi
tanggungjawab bersama dan sejalan dengan regulasi pemerintah pusat dengan
peraturan perundangan tentang tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR (Corporate
Social Responsibilty) sehingga dengan kemampuan perencanaan dan analisa
kebutuhan yang matang suatu upaya optimalisasi dana dan tenaga melalui
mekanisma CSR diharapkan tercapai suatu pemberdayaan dan pengembangan
masyarakat diseluruh bidang termasuk bidang kesehatan yang menjadi kebutuhan
dasar didalam menurunkan angka kesakitan dan akhirnya mendukung produktifitas
regional dan nasional.
Pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan penguatan jaringan
organisasi Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan PMR sangatlah penting
didalam mengembangkan sistem kesehatan masyarakat dengan tujuan menuju
masyarakat sehat dan sejalan dengan melibatkan masyarakat semaksimal mungkin.
Dengan partisipasi semaksimal mungkin dari organisasi aktif yang berada di
masyarakat seperti Kader Posyandu, PKK, Taruna Karya, Pramuka, Sarjana
Penggerak Pedesaan dan organisasi lainnya serta didukung oleh MUSPIDA setempat.
Program kesehatan masyarakat yang merupakan hasil dari sistem kesehatan
masyarakat dirasakan sebagai milik bersama karena melibatkan partisipasi
masyarakat dan secara simultan edukasi kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
terus berlangsung secara otomatis sehingga budaya sehat diharapkan menjadi
kebiasaan dan kebutuhan pokok masyarakat, disisi lain memberikan sensitifitas
masyarakat terhadap deteksi dini masalah gizi, wabah dan tanggap bencana agar
koordinasi penanggulangan semakin baik.
Diluar sistem kesehatan masyarakat maka dukungan sistem-sistem
lain diantaranya sistem pendidikan sekolah mulai TK sampai dengan SMU sangat
berperan edukasi kesehatan bagi siswa khususnya pola hidup bersih dan sehat
melalui kurikulum, penyediaan sarana dan ekstrakurikuler sekolah serta peran
media tidak kalah pentingnya didalam melakukan perubahan melalui edukasi
informasi lebih baik bagi masyarakat. Dengan berkembangnya sistem teknologi
telematika melalui luas cakupan fiber optik, maka pemanfaatan teknologi
diharapkan dapat mempercepat proses transformasi sistem kesehatan masyarakat
yang terintegrasi agar berdaya guna dan berhasil guna. Pengembangan kompetensi
SDM kesehatan yang memadai dan memahami teknologi digital akan mempermudah
proses implementasi sistem kesehatan masyarakat berbasis teknologi yang modern
dan memiliki kemampuan mengelola pengetahuan (knowledge management)
serta mampu mendorong kemandirian yang berkelanjutan (sustainable
development). Sistem kesehatan masyarakat harus mampu memberikan akses
informasi dan layanan mengenai program pengembangan kesehatan masyarakat dan
jika semua pihak baik pemerintah setempat, perusahaan, masyarakat termasuk
orang tua siswa, sekolah, pusat-pusat layanan kesehatan, media dan semua pihak
yang merasa peduli terhadap kesehatan secara bersama-sama maka Indonesia mampu
menghadapi tantangan dan siap menuju masyarakat sehat yang kita dambakan
bersama.
ANALISA SITUASI SISTEM
KESEHATAN MASYARAKAT
Ketahanan sistem kesehatan masyarakat tidak dapat lepas dari
pengaruh sistem yang berada diluar sistem kesehatan masyarakat sendiri.
Pengembangan sistem kesehatan masyarakat harus didukung oleh sistem-sistem yang
berada diluar sistem kesehatan masyarakat sebagai contoh sistem pendidikan,
sistem informasi dan teknologi, sistem keuangan dan lain-lain yang mempunyai dampak
pengaruh bagi kesehatan masyarakat. Kondisi awal sistem kesehatan masyarakat
saat ini masih dipertanyakan apakah Indonesia memiliki sistem kesehatan
masyarakat yang sudah dapat menjamin kesehatan masyarakat dan bagaimana sistem
kesehatan masyarakat ini dikembangkan atau berkembang sendiri masing-masing
daerah sesuai kebutuhan tanpa suatu kebijakan nasional atau bahkan regional
atau sistem kesehatan masyarakat telah mengalami degradasi peran dan fungsi
sehingga tidak lagi bermanfaat bagi masyarakat.
Situasi lingkungan masyarakat yang memberikan dampak negatip bagi
kesehatan merupakan tantangan diluar sistem kesehatan masyarakat sebagai contoh
wabah penyakit baru seperti flu burung dan HIV/AIDS dimana Indonesia berada sangat
dipengaruhi lalu lintas dunia baik arus manusia maupun barang termasuk kandungan
makanan dan minuman. Disamping itu, masalah mendasar dengan jumlah penduduk
yang besar dengan ciri kepulauan masih perlunya pengawasan terhadap masalah
gizi agar tidak terjadi gizi buruk yang sangat ironis dengan sumber daya alam
yang kaya. Sistem kesehatan masyarakat yang handal mampu melakukan proteksi
diri terhadap bahaya yang mengancam dan memberikan peringatan awal (early
warning system) bagi regional dan nasional agar respon penanggulangan
dapat segera diambil tindakan secara cepat. Perkembangan teknologi biologi dan
kedokteran mengarah kepada adanya isu-isu internasional mengenai bioterrorism
membuat perlunya peranan pemerintah membuat kebijakan dan regulasi terhadap
sistem keamanan nasional yang melindungi sistem kesehatan masyarakat nasional yang
mencakup sistem kesehatan masyarakat daerah khususnya negara kepulauan yang
berbatasan baik udara, darat maupun laut.
Kondisi ideal bahwa sistem kesehatan masyarakat saat ini
seharusnya selalu dapat di monitor dan evaluasi agar mampu diperbaiki dan diarahkan
menjadi suatu sistem kesehatan masyarakat nasional yang mampu menjamin
kesehatan masyarakat dan selalu mengikuti perkembangan jaman. Pemahaman
terhadap sistem kesehatan masyarakat harus dipandang sebagai suatu sistem yang
memiliki kejelasan terhadap faktor lingkungan sistem, faktor masukan sistem, pelaku dan
prosedur atau metoda proses sistem, faktor keluaran sistem baik output dan outcome serta alat ukur umpan balik sistem
yang handal. Sistem kesehatan masyarakat bukan sekedar sistem pelayanan kesehatan
dari upaya penyembuhan tetapi merupakan suatu sistem yang meliputi fungsi
promosi, pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi kesehatan sehingga peranan
yang kuat didalam tranformasi budaya sehat menjadi bagian yang penting menuju
masyarakat sehat sebagai sasaran utama sistem kesehatan masyarakat. Dengan
upaya promosi dan pencegahan terhadap bahaya penyakit, maka sistem kesehatan
masyarakat berupaya mengurangi jumlah kesakitan dan biaya kesehatan sekaligus
diharapkan meningkatkan produktifitas nasional.
Beban finansial yang besar dikeluarkan setiap tahun dan terus
meningkat baik pengeluaran pribadi maupun pemerintah mencapai triliunan rupiah
per tahun dapat dihemat dengan membangun sarana dan prasarana kesehatan yang
lebih banyak, merata dan modern di seluruh wilayah Indonesia. Sebagian besar
masyarakat mampu telah berobat ke luar negeri sehingga menghabiskan dana
triliunan rupiah devisa negara dapat dihemat dengan mengembangkan sistem
kesehatan masyarakat yang modern dan canggih. Pengembangan sentra-sentra
kesehatan atau rumah sakit khusus di seluruh Indonesia menjadikan suatu
jejaring kesehatan yang berupaya memberikan pelayanan kesehatan terbaik berasal
dari kemandirian bangsa. Indonesia akan memasuki era globalisasi dengan
perubahan paradigma layanan kesehatan, disisi lain negara-negara lain berbenah
dengan pengembangan kesehatan masyarakat berbasis teknologi kesehatan,
teknologi informatika dan kompetensi SDM didukung sarana dan prasarana yang
modern menjadikan suatu ancaman dan tantangan terhadap kemampuan sistem
kesehatan masyarakat nasional didalam menangkap peluang globalisasi atau paling
tidak mencegah devisa negara ke luar negeri. Arah pengembangan sistem kesehatan
masyarakat yang hanya bersifat pasif dan menyerap biaya kesehatan sangat besar
menyebabkan ketidakmampuan sistem kesehatan masyarakat untuk keluar mencari
solusi dari berbagai masalah kesehatan masyarakat sehingga menyebabkan sistem
kesehatan masyarakat menjadi lemah untuk memperbaiki diri apalagi untuk
meningkatkan kemampuan layanan kesehatan karena terjebak terhadap masalah
rutinitas fungsi kuratif dan rehabilitatif masyarakat.
Sistem kesehatan masyarakat yang berawal dari kelompok kecil
masyarakat pada tingkat RT atau RW dengan posyandu, poskesdes, puskesmas
pembantu, puskesmas dan rumah sakit pemerintah dapat menjadi suatu jejaring
sistem kesehatan utama yang memiliki rentang pembinaan dari segi pengembangan
dan tingkat kolaborasi dengan organisasi informal dan formal masyarakat yang
ada, instansi pemerintah terkait dan jejaring layanan kesehatan swasta agar
menjadi suatu sistem kesehatan masyarakat yang terintegrasi. Sistem kesehatan
masyarakat posyandu merupakan sistem kesehatan masyarakat yang dimiliki
masyarakat seharusnya memiliki pembinaan yang kontinu dari tingkat layanan
kesehatan yang menjadi rujukan atau dinas kesehatan setempat sehingga kader
posyandu memiliki kemampuan dasar yang memadai didalam pengelolaan posyandu.
Kegiatan prosyandu tidak hanya mencakup kegiatan yang bersifat program
pemerintah seperti pekan imunisasi tetapi juga kegiatan penyuluhan penyakit dan
ceramah pola hidup sehat dan bersih menjadi bagian terpenting didalam
mewujudkan budaya masyarakat sehat. Sikap proaktif pelaku didalam sistem
kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mendorong tingkat kesadaran dan
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan. Pemanfaatan lingkungan
yang bersih dan sehat dimulai dari kamar mandi rumah merupakan awal yang baik
sampai dengan pemanfaatan tanaman obat di lingkungan rumah menjadikan suatu
upaya kesadaran, pengetahuan serta biaya kesehatan yang terjangkau bagi
masyarakat luas sampai dengan pedesaan dan pesisir pantai. Penyegaran kader
posyandu melalui modul pelatihan praktis seperti cara menimbang bayi, materi
penyuluhan, cara menyikat gigi yang benar, P3K dan lain-lain diharapkan
memberikan dampak pengaruh positip bagi edukasi masyarakat.
Pengaruh sistem lain diluar sistem kesehatan masyarakat yang perlu
dibenahi adalah sistem pendidikan dapat berperan didalam menumbuhkan budaya dan
perilaku sehat dan bersih melalui materi pengajaran sesuai kurikulum tambahan,
penerapan kegiatan ekstrakurikuler UKS/UKGS melalui dokter kecil membantu siswa
berminat masalah kesehatan diri dan menyampaikan kepada orang tua dan
lingkungan sekitarnya. Penerapan sistem teknologi informatika melalui JARDIKNAS
untuk juga digunakan pada masalah kesehatan memberikan informasi terkini
mengenai kesehatan dan permasalahan khususnya masalah praktis dan sehari-hari
sebagai contoh demo clip video cara mencuci tangan yang benar dan media yang
digunakan merupakan awal budaya sehat bagi anak-anak sejak dini. Teknologi
koneksi internet melalui kabel optik membantu menghubungkan seluruh unsur-unsur
kesehatan masyarakat mulai dari posyandu atau minimal puskesmas sampai dengan
rumah sakit umum daerah dan dinas kesehatan di daerah sampai dengan departemen
kesehatan di pusat, teknologi yang ada dapat mempercepat proses komunikasi dan
koordinasi serta memberikan peluang bagi peningkatan kualitas layanan kesehatan
yang tidak ada di daerah sebagai contoh proses dokter puskesmas di daerah
terpencil dapat bertanya kepada dokter spesialis yang berada di kota-kota besar
sehingga kasus-kasus penyakit dapat diberikan opini kedua untuk diagnosis.
Pengembangan sistem kesehatan masyarakat didukung pembentukan jaringan kesehatan
nasional atau JARKESNAS dengan menggunakan infrastruktur yang sama digunakan
oleh JARDIKNAS maka utilisasi sarana dan prasarana kabel optik secara maksimal
dapat dioptimalkan bagi kesejahteraan masyarakat khususnya bidang kesehatan.
Proses pemetaan masalah penyakit secara nasional lebih cepat diperoleh dengan
penghematan administrasi kesehatan yang menghabiskan dana miliaran rupiah untuk
komunikasi dan koordinasi melalui administrasi non digital dibandingkan dengan
menggunakan data digital atau media elektronis. Pengembangan sistem kesehatan
masyarakat berbasis digital ini pada masa datang menyediakan peluang
menciptakan kartu identitas digital yang tidak hanya mencakup masalah kesehatan
tetapi juga masalah kependudukan, jaminan sosial, surat ijin mengemudi dan
lain-lain (single number identity). Dengan keberadaan kartu digital kesehatan,
maka kemampuan negara didalam mengolah data dari segi kecepatan dan akuransi
sangat tinggi termasuk masalah sensus penduduk dan mengetahui kondisi kesehatan
masyarakat pada setiap daerah dan segera mengambil kebijakan dan keputusan
secara cepat dan tepat.
Hasil pengembangan sistem kesehatan masyarakat adalah masyarakat
yang sehat dengan ukuran sasaran antara didalam mencapai produktivitas
nasional. Sasaran antara adalah Indonesia Sehat dengan segala indikator
kesehatan yang ditargetkan dapat tercapai pada tahun 2010. Akibat samping
sistem kesehatan masyarakat salah satunya yang terpenting adalah tumbuhnya
budaya perilaku sehat dan bersih yang menjadi pondasi masyarakat yang sadar
pentingnya menjaga kesehatan. Faktor lingkungan yang diluar kendali masyarakat
didalam bidang kesehatan seperti masalah air bersih, makanan bergizi dan polusi
udara masih menjadi masalah utama kerentanan kondisi kesehatan masyarakat.
Sistem kesehatan masyarakat seharusnya mampu memberikan garansi kehidupan (life
guarantee) yang lebih baik sejak anak lahir sampai usia lanjut sesuai yang
termaktub didalam undang-undang untuk melindungi warga negara secara optimal.
Tidak adanya sistem kesehatan masyarakat menyebabkan ketidakberdayaan negara
didalam menjamin masalah kesehatan masyarakat, sehingga menghindari timbulnya
persepsi masyarakat bahwa terjadi kondisi negara tanpa negara harus dihindari
dengan semakin tumbuhnya sikap kritis dan demokratis masyarakat terhadap
pemerintah.
PENDEKATAN MODEL SISTEM
KESEHATAN MASYARAKAT
Sebuah pendekatan sistem untuk memodelkan sistem kesehatan
masyarakat diperlukan untuk memahami unsur-unsur sistem kesehatan masyarakat
dan interaksinya untuk memudahkan pengembangan sistem kesehatan masyarakat yang
dimaksud didalam penulisan makalah ini. Suatu model merupakan representasi
sederhana dari suatu masalah agar semua pihak dalam memiliki persepsi,
pengertian dan pemahaman yang sama didalam mengembangkan sistem kesehatan
masyarakat termasuk sumber daya yang dibutuhkan, proses dan interaksi, hasil
dan akibat samping termasuk fakor-faktor lingkungan yang perlu diperhatian agar
ketahanan sistem kesehatan masyarakat dapat dipertahankan dan dikembangkan
dalam situasi dan kondisi yang semakin tidak pasti dimasa datang.
Suatu hal yang perlu dipahami bahwa sumber daya masa datang yang
semakin terbatas dengan berbagai penyakit baru baik karena mutasi maupun akibat
kemampuan teknologi biologi serta populasi manusia semakin bertambah yang
membutuhkan kesehatan memadai. Oleh karena itu, kemampuan negara yang dituntut
mencakup kebutuhan dasar termasuk pendidikan, kesehatan, pangan dan papan
menjadi pendorong agar sistem kesehatan masyarakat dapat diintegrasikan kedalam
sistem sosial dan perilaku masyarakat sehingga beban negara tidak terlalu
besar. Masalah yang sangat dominan bagi negara berkembang seperti Indonesia
adalah besarnya pengaruh faktor lingkungan sistem termasuk pengaruh arus
liberalisasi dan investasi asing, kebijakan nasional, sistem diluar sistem
kesehatan masyarakat dan perilaku masyarakat yang harus dilakukan pengaturan
dan pembenahan bersamaan dengan pengembangan sistem kesehatan masyarakat yang
handal.
Salah satu rentannya sistem kesehatan masyarakat menjadi tidak
berdaya karena pola kebijakan nasional dan perilaku masyarakat. Sebagai contoh
masalah industrialisasi yang terpusat di Pulau Jawa memicu urbanisasi dengan
berbagai masalah sosial termasuk masalah kesehatan, sedangkan karakterisktik
kepulauan /archipelago Indonesia
memiliki keunggulan generik yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain untuk
dioptimalkan didalam memasuki era globalisasi. Penyebaran industri sesuai
potensi daerah dapat membantu perkembangan ekonomi regional mengurangi masalah
sosial, urbanisasi dan kesehatan sehingga sistem kesehatan masyarakat baik
regional dan nasional dapat saling menunjang didalam mencapai kesehatan
masyarakat yang terkendali bukan suatu sistem kesehatan masyarakat yang tidak
stabil sehingga lepas kendali menjadi bom waktu bagi penduduk sekitarnya.
Urbanisasi dengan berbagai pemukiman di bantaran sungai suatu masalah klasik
yang menyebabkan tidak efektifnya fungsi dan peran sistem kesehatan masyarakat
merupakan bom waktu wabah penyakit dan berbagai masalah kesehatan karena
lemahnya atau bahkan tidak adanya sistem kesehatan masyarakat.
Sistem kesehatan masyarakat tidak mampu berdiri sendiri menghadapi
berbagai masalah kesehatan masyarakat perlu perilaku dan partisipasi masyarakat
yang sadar bahwa masalah kesehatan merupakan tanggung jawab bersama diawali
dari yang sederhana dan dapat dilakukan dimulai oleh setiap individu, keluarga,
RT, RW, Desa, Kecamatan, Kota/Kabupaten, Propinsi dan akhirnya seluruh rakyat. Sebagai contoh perilaku masyarakat
didalam membuang sampah pada tempatnya merupakan upaya sederhana tetapi
memberikan efek penghematan anggaran luar biasa bagi petugas kebersihan dan
usaha pencegahan penyebaran penyakit, banjir dan masalah sosial lainnya. Namun sayangnya
pemahaman terhadap sampah masih relatip terbatas, begitu banyak sungai menjadi
korban terhadap buangan sampah yang menyebabkan banjir, penyakit termasuk
hilangnya keindahan suatu daerah sungai. Pemikiran bahaya sampah terhadap
kesehatan menghasilkan perlunya pengolahan sampah menjadi bahan yang produktif
ternyata masih belum menjadi kebijakan daerah secara nasional pada umumnya
ditumpuk menjadi gunung sampah yang akhirnya terjadi kasus runtuh menimpa rumah
penduduk karena lokasi pemukiman yang berdekatan dengan tempat pembuangan
sampah akhir (TPA).
Arus liberalisasi investasi tanpa wawasan lingkungan dan kesehatan
masyarakat karena lemahnya kebijakan nasional dapat menghalalkan hancurnya
komunitas penduduk dan menimbulkan dampak berbagai masalah kesehatan, sebagai
contoh eksplorasi sumberdaya alam yang berdekatan dengan bendungan air maupun
pemukiman penduduk menyebabkan kerawanan dan bencana yang pada akhirnya
hancurnya sistem kesehatan masyarakat. Untuk itu, perlunya suatu regulasi yang
menjamin dan mengatur bahwa setiap implementasi pembangunan / investasi di
masyarakat tidak menimbulkan ekses berbahaya bagi hancurnya sistem kesehatan
masyarakat termasuk kondisi lingkungan yang sehat dan sikap disiplin masyarakat
untuk mencegah terjadinya pelanggaran yang dapat membahayakan masyarakat
sendiri. Suatu tantangan menghadapi arus globalisasi yang didalamnya terdapat
muatan liberalisasi dan kapitalisme bahwa pemerintah pada tingkat lokal dan
nasional harus selalu bersikap waspada dan bijaksana didalam pemanfaatansumberdaya
alam negara yang merupakan tabungan investasi generasi berikutnya agar
berwawasan lingkungan dan kesehatan sehingga memiliki manfaat maksimal bagi
kesejahteraan rakyat. Investasi yang diharapkan negara dan masyarakat adalah investasi yang
memberikan nilai tambah besar bukan prioritas kepada investasi yang hanya
mengeksplorasi sumberdaya alam semata, investasi yang hanya menitikberatkan
pasar nasional yang besar, investasi yang memanfaatkan penduduk sebagai perakit
semata, investasi yang hanya berdampak pada penguatan sektor jasa dll tetapi
investasi yang mampu memberdayakan potensi masyarakat dalam jangka panjang yang
memiliki kontribusi terhadap proses transfer
of konwhow, transfer of technology dan transfer of knowledge sebagai contoh industri
manufaktur. Jika masyarakat didalam jangka panjang tidak diberdayakan maka
dapat dipastikan bahwa sistem kesehatan masyarakat didalam jangka panjang akan
hilang peran dan fungsinya di masyarakat. Pada tataran makro, kebijakan ekonomi
makro yang menitik-beratkan hanya pada parameter ekonomi seperti korelasi
rupiah dengan mata uang asing dan mengabaikan penguatan sektor mikro
menyebabkan rentannya keputusan kebijakan ekonomi terhadap mata uang yang
bersifat jangka pendek/spekulatif dibandingkan penguatan industri berbasis
manufaktur yang memiliki kemampuan fundamental jangka panjang bagi ekonomi
negara. Kemampuan ekonomi sebagai wujud kemandirian bangsa merupakan salah satu
faktor dominan kontribusi keberhasilan sistem kesehatan masyarakat khususnya di
negara berkembang dimana ketergantungan
masyarakat terhadap negara masih tinggi. Kemampuan memahami potensi
diri bangsa adalah modal kuat didalam mengembangan sistem yang sesuai dengan
kondisi dan karakteristik bangsa sendiri.
Sebagai ilustrasi model sederhana sistem kesehatan masyarakat agar
pemahaman terhadap pengembangan sistem kesehatan masyarakat dapat dipandang
dari segi kajian internal dan lingkungan sistem diuraikan berikut. Pada
gambaran proses internal-horisontal sistem kesehatan masyarakat terlihat peran
dan fungsi masing-masing pelayanan kesehatan sebagai tidak hanya rantai proses
rujukan (referral system) tetapi merupakan proses tanggung jawab
pembinaan bagi tingkat pelayanan dibawahnya sehingga tidak hanya tanggung jawab
dinas kesehatan didalam melakukan pembinaan yang lebih banyak dari segi
regulasi dan program pemerintah tetapi pelayanan kesehatan diatasnya dapat
membina dari segi kasus-kasus medis sehingga proses penyegaran keilmuan dan
pembinaan dapat berjalan secara berkelanjutan. Sebagai contoh puskesmas perlu
membina posyandu yang mencakup seluruh faktor utama kesehatan baik segi upaya
promosi, pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi bagi pasien sesuai dengan
ruang lingkup pelayanan dibawahnya.
Tingkat pembinaan dan diharapkan dimasa datang mampu memberikan
pengendalian ditunjukkan dari proses internal-vertikal yang mana suatu propinsi
bertanggung jawab kepada seluruh sistem pelayanan kesehatan masyarakat mulai
dari RS Pemerintah di tingkat propinsi dan tingkat kabupaten/kota sampai dengan
posyandu sebagai unit terkecil layanan kesehatan. Sedangkan proses
internal-vertikal yang melibatkan sistem penunjang seperti SD, SMP/SMU,
Masyarakat, Perusahaan dan Pelayanan Kesehatan Swasta merupakan mitra sistem
kesehatan masyarakat yang saling menunjang dan melengkapi agar sistem kesehatan
masyarakat menjadi bagian partisipasi maksimal siswa, masyarakat dan perusahaan
yang berhubungan dengan semua tingkatan layanan kesehatan baik posyandu sampai
dengan rumah sakit pemerintah.
Peran perusahaan yang dilaksanakan humas atau fungsi yang
membidangi kerjasama masyarakat di perusahaan melalui tanggung jawab sosial
perusahaan dapat membantu upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
sampai dengan membantu melaksanakan pemetaan penyakit suatu daerah bekerjasama
dengan pelayanan kesehatan. Perlunya partisipasi perusahaan didalam sistem
kesehatan masyarakat akan memberikan persepsi positip bagi masyarakat setempat
dan sekaligus memperkuat sistem kesehatan masyarakat dalam hal upaya promosi
dan pencegahan dalam bidang kesehatan.
Dukungan layanan kesehatan swasta dibutuhkan untuk menerima proses
rujukan yang mana memiliki sarana dan prasarana layanan kesehatan yang lebih
lengkap termasuk tenaga medis atau spesialis / sentra kesehatan khususnya
rumah-rumah sakit khusus. Pelayanan kesehatan swasta yang memiliki sentra
keunggulan kesehatan bersama perusahaan dapat membantu pelayanan kesehatan
melalui program tanggung jawab sosial dan pengembangan komunitas mulai dari
posyandu sampai dengan rumah sakit pemerintah di tingkat kota/kabupaten dan
propinsi.
Faktor lingkungan sistem kesehatan masyarakat sangat mempengaruhi
ketahanan sistem kesehatan masyarakat dalam kemampuan bertahan dan berkembang
dalam situasi ketidakpastian lingkungan. Sebagai suatu kebutuhan pokok selain
ekonomi, pendidikan, pangan dan sandang, kesehatan merupakan kebutuhan warga
negara yang harus mendapatkan perlindungan meliputi semua lapisan masyarakat.
Tentunya masalah kesehatan selalu dihadapi setiap saat, tidak ada kondisi
sempurna masyarakat bahwa dalam keadaan sehat secara keseluruhan tetapi kondisi
dimana dibutuhkan pelayanan kesehatan maka masyarakat dapat melakukan pemenuhan
kebutuhan layanan kesehatan pada saat tersebut secara memadai adalah suatu hal
penting didalam mencapai masyarakat sehat, disisi lain kemampuan mendeteksi
lingkungan yang membahayakan sistem kesehatan masyarakat sangat diperlukan
dimana peran semua pihak termasuk masyarakat, layanan kesehatan, pemerintah dan
perusahaan berkerjasama dan memiliki tanggung jawab sama didalam masalah
kesehatan masyarakat.
Didalam era globalisasi, kepentingan asing tidak bisa tidak
merupakan faktor dominan didalam perkembangan suatu negara, sehingga peran
negara sebagai pembuat kebijakan menjadi sangat penting didalam kehidupan
bangsa dan rakyatnya. Pemahaman terhadap arus investasi sebagai suatu pendorong
ekonomi suatu negara khususnya negara berkembang masih menjadi suatu pemahaman
teoritis yang dianggap bersifat universal berlaku. Apapun jenis investasi yang
masuk dari asing merupakan nilai tambah, padahal tidak semua investasi asing
memberikan hasil positip dan berjangka panjang bahkan investasi asing dapat
memberikan hasil negatip karena arus investasi tidak sebanding dengan arus
balik modal yang diserap oleh ekonomi dalam negeri dan permasalahan lingkungan
yang membahayakan kesehatan masyarakat. Penguatan nilai mata uang rupiah masih
dianggap suatu kerugian bagi ekspor dalam negeri padahal sebaliknya akan
memperkuat impor barang modal bagi fundamental kekuatan ekonomi negara jangka
panjang. Penguatan nilai mata uang rupiah dianggap kerugian ekspor tanpa
dibarengi kemampuan internal sektor industri melakukan efisiensi, maka
kemandirian bangsa menjadi prioritas akhir didalam pengambilan kebijakan dan
keputusan didalam ekonomi. Kemampuan membuat kebijakan dan keputusan strategis
didalam hubungan antar negara menentukan ketahanan dan keamanan sistem nasional
termasuk sistem kesehatan masyarakat yang dapat terpengaruh oleh keputusan
ekonomi politik yang menentukan keberlangsungan eksistensi negara dan bangsa
saat ini dan masa datang. Sebagai contoh dengan kelangkaan sumber daya alam di
masa datang dan pemahaman bahwa negaranya tidak memiliki sumber daya alam yang
memadai bagi rakyatnya, maka dengan instrumen perusahaan finansial berbentuk holding company dan memanfaatkan kesepakatan ekonomi
bersama (non tariff barrier) maka jenis perusahaan ini mampu bersifat
sebagai predator ekonomi menembus batas de
juredan de facto negara artinya tanpa memiliki sumber
daya alam suatu suatu negara asing mampu mengeksploitasi negara lain tanpa
disadari secara maksimal dan mensubsidi rakyatnya dengan kemasan investasi
asing. Pemahaman terhadap sumber daya alam yang terbatas, menyebabkan skenario
penumpukan cadangan alam sumber daya sendiri ditambah eksploitasi sumber daya
negara lain untuk menjaga kestabilan ekonomi dan jaminan hidup bagi warga
negaranya. Beberapa negara disamping melakukan penumpukan terhadap cadangan
sumber daya alam, juga melakukan pencadangan pada tabungan nasional dalam mata
uang asing yang tidak diperhitungkan didalam perhitungan cadangan devisa agar
menjadi dana abadi bagi jaminan sosial masyarakat di masa datang dan terus
bertambah. Dana abadi cadangan nasional ini diharapkan mampu memberikan hasil / return bagi jaminan sosial termasuk
jaminan pendidikan dan kesehatan warga tidak mampu sehingga mengurangi beban
anggaran negara.
Dengan melihat kondisi diatas, Indonesia harus menggali pemahaman
potensi diri tanpa tergantung kepada pihak manapun, memahami ancaman dan
tantangan serta menyusun strategi yang juga mendukung ketahanan dan keamanan
nasional termasuk cadangan sumber daya alam dan upaya tabungan nasional untuk
mencapai dana abadi jaminan sosial sehingga memberikan sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat didalam
suatu ketahanan sistem kesehatan masyarakat. Suatu masyarakat sehat yang
didambakan seharusnya tidak akan ada masalah busung lapar, gizi buruk dan
kurang nutrisi yang seharusnya masih dapat dipantau dan dikendalikan oleh semua
pihak. Apalagi masalah yang terkait dengan wabah penyakit seharusnya dengan
sistem dan ketersediaan sumber daya termasuk dana, infrastruktur, SDM dan
lainnya mampu mempertahankan dan mengembangkan sistem kesehatan masyarakat
lebih baik lagi.
pengembangan-sistem-kesehatan-masyarakat-indonesia-berbasis-partisipasi-seluruh-masyarakat-menghadapi-era-globalisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar