Selasa, 15 Januari 2013

makalah farmakologi

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah antibiotik dimulai ketika ditemukannya obat antibiotik pertama olehAlexander Flemming yaituPenici llin-G. Flemming berhasil mengisolasi senyawatersebut dari Penicillium chrysogenum syn. P. notatum. Dengan penemuanantibiotik ini membuka sejarah baru dalam bidang kesehatan karena dapatmeningkatkan angka kesembuhan yang sangat bermakna. Kemudian terjadilahpenggunaan besar-besaran antibiotik pada saat perang dunia untuk pengobatanberbagai macam penyakit. Masalah baru muncul ketika mulai dilaporkannyaresistensi beberapa mikroba terhadap antibiotik karena penggunaan antibiotikyang besar-besaran. Hal ini tidak seharusnya terjadi jika kita sebagai pelakukesehatan mengetahui penggunaan antibiotik yang tepat.
Kemajuan bidang kesehatan diikuti dengan kemunculan obat-obat antibiotikyang baru menambah tantangan untuk mengusai terapi medikamentosa ini.Antibiotik tidak hanya dari satu jenis saja. Beberapa senyawa-senyawa yangberbeda dan berlainan ternyata mempunyai kemampuan dalam membunuhmikroba.
Untuk itu sudah menjadi kewajiban seorang dokter untuk dapat menguasaibagaimana penggunaan antibiotik yang benar tersebut. Dimulai denganmengetahui jenis-jenis dari antibiotik dilanjutkan mengetahui mekanisme danfarmakologi dari obat-obat antibiotik tersebut dan terakhir dapat mengetahuiindikasi yang tepat dari obat antibiotik tersebut. Semua ini bertujuan akhir untukmeoptimalkan penggunaan antibiotik yang tepat dan efektif dalam mengobatisebuah penyakit sekaligus dapat mengurangi tingkat resistensi.

B. TUJUAN
Tujuan dari referat ini adalah :
1.Dapat mengetahui macam-macam antibiotik
2.Dapat mengetahui farmakodinamik dan farmakokinetik dari masing-masing
jenis antibiotik
3.Dapat mengetahui mekanisme resistensi terhadap obat-obat antibiotik











BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kata antibiotik berasal dari bahasa yunani yaitu-anti (melawan) dan-biotikos(cocok untuk kehidupan). Istilah ini diciptakan oleh Selman tahun 1942 untukmenggambarkan semua senyawa yang diproduksi oleh mikroorganisme yangdapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Namun istilah inikemudian digeser dengan ditemukannya obat antibiotik sinetis.Penggunaanistilah antimikroba cenderung mengarah ke semua jenis mikroba dan termasuk didalamnya adalah antibiotik, anti jamur, anti parasit, anti protozoa, anti virus, dll.Namun dalam pembahasan ini hanya membicarakan proses penghambatanantibiotik dalam membunuh bakteri
Mikroorganisme yang dihambat oleh antibiotik khusunya adalah bakteri.Maka dari itu antibiotik bersinosim dengan anti-bakteri. Antibiotik berbedadengan istilahdisinfectant karena desifektant membunuh kuman dengan caramembuat lingkungan yang tidak wajar bagi kuman. Sedangkan kerja dariantibiotik adalah cenderung bersifat Toksisitas Selektif dalam arti dapatmembunuh kuman tanpa merugikan inang.

B.  Berdasarkan sifatnya antibiotik dibagi menjadi dua:
1.   Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri.
2.   Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.
Cara yang ditempuh oleh antibiotik dalam menekan bakteri dapat bermacam-macam, namun dengan tujuan yang sama yaitu untuk menghambat perkembangan bakteri. Oleh karena itu mekanisme kerja antibiotik dalam menghambat proses biokimia di dalam organisme dapat dijadikan dasar untuk mengklasifikasikan antibiotik sebagai berikut:
1.      Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel bakteri. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Beta-laktam, Penicillin, Polypeptida, Cephalosporin, Ampicillin, Oxasilin.
a)      Beta-laktam menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan pada enzim DD-transpeptidase yang memperantarai dinding peptidoglikan bakteri, sehingga dengan demikian akan melemahkan dinding sel bakteri Hal ini mengakibatkan sitolisis karena ketidakseimbangan tekanan osmotis, serta pengaktifan hidrolase dan autolysins yang mencerna dinding peptidoglikan yang sudah terbentuk sebelumnya. Namun Beta-laktam (dan Penicillin) hanya efektif terhadap bakteri gram positif, sebab keberadaan membran terluar (outer membran) yang terdapat pada bakteri gram negatif membuatnya tak mampu menembus dinding peptidoglikan.
b)      Penicillin meliputi natural Penicillin, Penicillin G dan Penicillin V, merupakan antibiotik bakterisidal yang menghambat sintesis dinding sel dan digunakan untuk penyakit-penyakit seperti sifilis, listeria, atau alergi bakteri gram positif/Staphilococcus/Streptococcus. Namun karena Penicillin merupakan jenis antibiotik pertama sehingga paling lama digunakan telah membawa dampak resistansi bakteri terhadap antibiotik ini. Namun demikian Penicillin tetap digunakan selain karena harganya yang murah juga produksinya yang mudah.
c)      Polypeptida meliputi Bacitracin, Polymixin B dan Vancomycin. Ketiganya bersifat bakterisidal. Bacitracin dan Vancomycin sama-sama menghambat sintesis dinding sel. Bacitracin digunakan untuk bakteri gram positif, sedangkan Vancomycin digunakan untuk bakteri Staphilococcus dan Streptococcus. Adapun Polymixin B digunakan untuk bakteri gram negatif.
d)     Cephalosporin (masih segolongan dengan Beta-laktam) memiliki mekanisme kerja yang hampir sama yaitu dengan menghambat sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri. Normalnya sintesis dinding sel ini diperantarai oleh PBP (Penicillin Binding Protein) yang akan berikatan dengan D-alanin-D-alanin, terutama untuk membentuk jembatan peptidoglikan. Namun keberadaan antibiotik akan membuat PBP berikatan dengannya sehingga sintesis dinding peptidoglikan menjadi terhambat.
e)      Ampicillin memiliki mekanisme yang sama dalam penghancuran dinding peptidoglikan, hanya saja Ampicillin mampu berpenetrasi kepada bakteri gram positif dan gram negatif. Hal ini disebabkan keberadaan gugus amino pada Ampicillin, sehingga membuatnya mampu menembus membran terluar (outer membran) pada bakteri gram negatif.
f)       Penicillin jenis lain, seperti Methicillin dan Oxacillin, merupakan antibiotik bakterisidal yang digunakan untuk menghambat sintesis dinding sel bakteri. Penggunaan Methicillin dan Oxacillin biasanya untuk bakteri gram positif yang telah membentuk kekebalan (resistansi) terhadap antibiotik dari golongan Beta-laktam.
g)      Antibiotik jenis inhibitor sintesis dinding sel lain memiliki spektrum sasaran yang lebih luas, yaitu Carbapenems, Imipenem, Meropenem. Ketiganya bersifat bakterisidal.
2.      Antibiotik yang menghambat transkripsi dan replikasi. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Quinolone, Rifampicin, Actinomycin D, Nalidixic acid, Lincosamides, Metronidazole.
a)      Quinolone merupakan antibiotik bakterisidal yang menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara masuk melalui porins dan menyerang DNA girase dan topoisomerase sehingga dengan demikian akan menghambat replikasi dan transkripsi DNA. Quinolone lazim digunakan untuk infeksi traktus urinarius.
b)      Rifampicin (Rifampin) merupakan antibiotik bakterisidal yang bekerja dengan cara berikatan dengan β-subunit dari RNA polymerase sehingga menghambat transkripsi RNA dan pada akhirnya sintesis protein. Rifampicin umumnya menyerang bakteri spesiesMycobacterum.
c)      Nalidixic acid merupakan antibiotik bakterisidal yang memiliki mekanisme kerja yang sama dengan Quinolone, namun Nalidixic acid banyak digunakan untuk penyakit demam tipus.
d)     Lincosamides merupakan antibiotik yang berikatan pada subunit 50S  dan banyak digunakan untuk bakteri gram positif, anaeroba Pseudomemranous colitis. Contoh dari golongan Lincosamides adalah Clindamycin.
e)      Metronidazole merupakan antibiotik bakterisidal diaktifkan oleh anaeroba dan berefek menghambat sintesis DNA.
3.      Antibiotik yang menghambat sintesis protein. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Macrolide, Aminoglycoside, Tetracycline, Chloramphenicol, Kanamycin,Oxytetracycline.
a)      Macrolide, meliputi Erythromycin dan Azithromycin, menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan pada subunit 50S ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat translokasi peptidil tRNA yang diperlukan untuk sintesis protein. Peristiwa ini bersifat bakteriostatis, namun dalam konsentrasi tinggi hal ini dapat bersifat bakteriosidal. Macrolide biasanya menumpuk pada leukosit dan akan dihantarkan ke tempat terjadinya infeksi. Macrolide biasanya digunakan untuk Diphteria, Legionella mycoplasma, dan Haemophilus.
b)      Aminoglycoside meliputi Streptomycin, Neomycin, dan Gentamycin, merupakan antibiotik bakterisidal yang berikatan dengan subunit 30S/50S sehingga menghambat sintesis protein. Namun antibiotik jenis ini hanya berpengaruh terhadap bakteri gram negatif.
c)      Tetracycline merupakan antibiotik bakteriostatis yang berikatan dengan subunit ribosomal 16S-30S dan mencegah pengikatan aminoasil-tRNA dari situs A pada ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat translasi protein. Namun antibiotik jenis ini memiliki efek samping yaitu menyebabkan gigi menjadi berwarna dan dampaknya terhadap ginjal dan hati.
d)     Chloramphenicol merupakan antibiotik bakteriostatis yang menghambat sintesis protein dan biasanya digunakan pada penyakit akibat kuman Salmonella.
4.      Antibiotik yang menghambat fungsi membran sel. Contohnya antara lain Ionimycin dan Valinomycin. Ionomycin bekerja dengan meningkatkan kadar kalsium intrasel sehingga mengganggu kesetimbangan osmosis dan menyebabkan kebocoran sel.
5.      Antibiotik yang menghambat bersifat antimetabolit. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Sulfa atau Sulfonamide, Trimetophrim, Azaserine.
a)      Pada bakteri, Sulfonamide bekerja dengan bertindak sebagai inhibitor kompetitif terhadap enzim dihidropteroate sintetase (DHPS). Dengan dihambatnya enzim DHPS ini menyebabkan tidak terbentuknya asam tetrahidrofolat bagi bakteri. Tetrahidrofolat merupakan bentuk aktif asam folat, di mana fungsinya adalah untuk berbagai peran biologis di antaranya dalam produksi dan pemeliharaan sel serta sintesis DNA dan protein. Biasanya Sulfonamide digunakan untuk penyakit Neiserriameningitis.
b)      Trimetophrim juga menghambat pembentukan DNA dan protein melalui penghambatan metabolisme, hanya mekanismenya berbeda dari Sulfonamide. Trimetophrim akan menghambat enzim dihidrofolate reduktase yang seyogyanya dibutuhkan untuk mengubah dihidrofolat (DHF) menjadi tetrahidrofolat (THF).
c)      Azaserine (O-diazo-asetyl-I-serine) merupakan antibiotik yang dikenal sebagai purin-antagonis dan analog-glutamin. Azaserin mengganggu jalannya metabolisme bakteri dengan cara berikatan dengan situs yang berhubungan sintesis glutamin, sehingga mengganggu pembentukan glutamin yang merupakan salah satu asam amino dalam protein.
Yang perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotik adalah dosis serta jenis antibiotik yang diberikan haruslah tepat. Jika antibiotik diberikan dalam jenis yang kurang efektif atau dosis yang tanggung maka yang terjadi adalah bakteri tidak akan mati melainkan mengalami mutasi atau membentuk kekebalan terhadap antibiotik tersebut.
C.KLASIFIKASI ANTIBIOTIK
Pembagian antibiotik dapat dibagi berdasarkan luasnya aktivitas antibiotik,
aktivitas dalam membunuh serta berdasarkan mekanisme obat antibiotik tersebut.
Berdasarkan luasnya aktivitas, antibiotik dibagi menjadi antibiotik spektrumluas dan spektum sempit. Istilah luas mengandung arti bahwa antibiotik ini dapatmembunuh banyak jenis bakteri sedangkan sebaliknya, istilah sempit hanyadigunakan untuk membunuh bakteri yang spesifik yang telah diketahui secarapasti. Penggunaan spektrum luas digunakan apabila identifikasi kuman penyebabsusah dilakukan namun kerugiaanya dapat menghambat pula bakteri flora normaldalam tubuh.

http://htmlimg1.scribdassets.com/466hkhffswlo8m8/images/4-91c1b5a7d9/000.jpg

Berdasarkan aktivitas dalam membunuh, antibiotik dibagai menjadi
Bactericidaldan Bacteristatic. Antibiotik yang mempunyai sifat bakterisidal
membunuh bakteri target dan cenderung lebih efektif serta tidak perlumenggantungkan pada sistem imun manusia. Sangat perlu digunakan pada pasiendengan penurunan sistem imun. Yang termasuk baterisidal adalah β-lactam,aminoglycoside, dan quinolone. Bakteriostatik justru bekerja menghambatpertumbuhan bakteri dan dapat memanfaatkan sistem imun host obatbakteriostatik yang khas adalahtetracyclin e,sulfonamide,tetracyclin e, danclindamycin

Bedasarkan mekanisme kerja, antibiotik dibagi menjadi 5 jenis, yaitu :
A.Penghambatan sintetis dinding bakteri
B.Penghambat membran sel
C.Penghambatan sintetis protein di ribosom
D.Penghambatan sintetis asam nukleat
E.Penghambatan metabolik (antagonis folat)
                                          
Dari           masing-masing golongan terdapat mekanisme kerja, farmakokintetik,farmakodinamik, serta aktivitas antimikroba yang berbeda-beda. Perbedaan inimenyebabkan perbedaan kegunaan di dalam klinikKarena perbedaan ini jugamaka mekanisme resisistensi dari masing-masing golongan juga mengalami perbedaan.

D.RESISTENSI OBAT ANTIBIOTIK
Resistensi obat antibiotik oleh mikroba dapat dibagai menjadi berikut;
1.Mikroba menghasilkan enzim yang merusak aktivitas obat.
Misal : Stapilokokus yang resisten terhadappenicil lin menghasilkanβ-
lactamase yang merusak obat-obat β-lactam
2.Mikroba merngubah permeabilitas terhadap obat.
3.Mikroba mengembangkan suatu perubahan terhadap struktur sasaran bagi obatMisal : Berubahnya strukutr protein reseptor pada ribosom 30S menyebabkanmikroba resisten terhadap golongan aminoglikan
4.Mikroba mengembangkan perubahan jalur metabolitk yang dihambat
Misal : Bakteri yang resisten Sulfonamides tidak memerlukan PAB
ekstraseluler dimana awalnya bakteri ini sangat membutuhkannya
5.Mikroba mengembangkan perubahan enzim yang tetap dapat melakukan
fungsi metaboliknya tetapi lebih sedikit dipengaruhi oleh obat.
Asal resistensi-resistensi di atas dapat bersifat genetik maupun non genetik.Yang non genetik dapat berasal dari berubahnya bentuk suatu mikroba menjadiinaktif sehingga resisten terhadap obat-obat yang kerjanya pada proses replikasibakteri. Sedangkan genetik dapat diturunkan dari mikroba satu ke keturunannyamelalui mutasi kromosom atau dari satu mikroba ke mikroba lain melalui plasmid.
Resistensi silang saja terjadi dari satu jenis antibiotik ke jenis lain. Misal suatumikroba resisten terhadap suatu jenis antibiotik dapat resisten terhadap jenis yanglain. Reaksi silang ini dapat terjadi pada jenis-jenis yang berhubungan sacarakimia maupun tidak
.






E.Tata            Laksana

Antibiotik oral secara sedehana dimasukkan dalam infus, sementara antibiotik suntik  digunakan dalam kasus yang lebih serius, seperti pada infeksi sistemik. Antibiotik kadang-kadang dilakukan secara topikal (topically) seperti dengan meneteskan pada mata atau ointment.

F.Kelas Antibiotik
Tidak seperti pengobatan sebelumnya, yang pengobatan untuk infeksi-nya seringkali terdiri dari campuran kimia seperti strychnine dan Arsenic  (dengan racun tinggi terhadap mamalia), kebanyakan antibiotika dari mikroba memiliki efek samping yang lebih sedikit dan memiliki efektifitaS tinggi untuk mencapai sasaran kegiatan. Antibiotik anti bakteri tidak memiliki aktivitas terhadap virus, jamur, atau mikroba lainnya. Antibiotik anti-bakteri dapat dikategorikan berdasarkan target ketegasan: “spektrum sempit” untuk target antibiotik jenis bakteri tertentu (seperti Gram-negatif atau positif). Sedangkan dalam spektrum luas, antibiotik bisa mempengaruhi bakteri. Antibiotik dengan target dinding sel bakteri (penicillins, cephalosporins), atau selaput  sel (polymixins), atau dengan mengganggu enzim-enzim penting bakteri (quinolones, sulfonamides) biasanya adalah bactericidal yang berasal dari alam. Sedangkan antibiotik yang menargetkan sintesis protein mikroba contohnya aminoglycosida, macrolida dan tetracycline.
Penisilin oleh Alexander flemming




















BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN

A.Antibiotik adalah senyawa-senyawa yang dapat menghambat dan membunuh
bakteri
B.Antibiotik dapat terbagi berdasarkan aktivitas dalam membunuh yaitu
bakteriosid dan bakteriostatik
C.Antibiotik dapat terbagai berdasarkan tempat mekanisme kerja yaitu :Penghambatan sintetis dinding bakteri, Penghambat membran sel,Penghambatan sintetis protein di ribosom, Penghambatan sintetis asamnukleat, dan Penghambatan metabolik (antagonis folat)
D.Resistensi terhadap antibiotik muncul karena beberapa mekanisme seperti :dihasilkannya enzim yang merusak aktivitas obat; pengubahan permeabilitasterhadap obat; adanya perubahan terhadap struktur sasaran bagi obat; adanyaperubahan jalur metabolitk yang dihambat; adanya perubahan enzim yangtetap dapat melakukan fungsi metaboliknya tetapi lebih sedikit dipengaruhioleh obat.






























DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2008),Antibioti c, Wikipedia, diambil tanggal 25 Desember 2008, dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Antibiotic
        Bhat, V., (2008), Classification of Antibiotik, Mediacal Notebook, diambil tanggal 25Desember 2008, dari http://pre-pg.blogspot.com/2007/03/classification-of-antibiotics.html
        Darmansjah, I., Nelwan, R., (1994) Antibiotic guideline : Farmacological, medicaljournal of university of Indonesia. diambil tanggal 25 Desember 2008, darihttp://www.iwandarmansjah.web.id/attachment/at_antibiotic
%20guidelines.pdf
Katzung, E.G, (1997), Obat-Obat Kemoterapeutika, dalam Farmakologi Dasar &
Klinik, EGC : Jakarta


1 komentar: